Rekrutmen PPK, Integritas KPUD Banyuasin Dipertanyakan
BANYUASIN -- Rekrutmen badan ad hock Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) untuk pemilu 2024 di Kabupaten Banyuasin pada Senin (19/12) telah diumumkan. Namun pengumuman hasil rekrutmen ini dinilai sarat manipulasi.
Betapa tidak, hasil rekrutmen ini sama sekali mengabaikan tes tertulis Computer Assisted Test (CAT) sebelumnya, maupun rekam jejak dari pendaftar. Parahnya, Peraih suara tertinggi di kabupaten Banyuasin dan setiap kecamatan sebagian tidak lulus.
Peserta hasil tes CAT tiap kecamatan dengan peringkat tertinggi tiap kecamatan ini, yang berhak mengikuti tes wawancara. Salah satunya Kecamatan Suak Tapeh.Namun, tes wawancara ini dinilai cuma sekedar formalitas.
Salah satu pendaftar yang minta identitasnya dirahasiakan, mengungkapkan saat wawancara dirinya sama sekali tidak ditanyakan soal kepemiluan malah diserang dengan kata - kata yang tak pantas oleh oknum Komisioner KPUD.
"Waktu wawancara saya tidak ditanya seputar Pemilu dan malah salah seorang oknum anggota KPUD bilang hebat nian kamu dan nama kamu sampai tenar ke KPU Pusat dengan nada kurang senang," ucap dia, seraya menyebut terkesan ada kebencian," Rabu (21/12).
Parahnya lagi lanjut dia, kejadian Pemilu 2019 yang saat itu kekurangan surat suara malah menyalahkan Panitia Pemungutan Suara (PPS)."Pemilu 2019 kebetulan saya anggota PPS dan kejadian itu dia menyalahkan kami PPS karena dianggap tidak profasional," ungkap dia.
Dia juga menjelaskan kalau anggota PPK yang diterima itu banyak kerabat dekat anggota Komisioner KPUD, selain itu titipan dari oknum yang punya kepentingan dan mereka memanfaatkan untuk cari uang."Yang direkrut itu ada sebagian titipan dan pakai uang dari Rp 10 juta sd Rp 25 juta," ungkap dia.
Ia pun mempertanyakan soal integritas anggota Komisioner KPU yang selama ini sering didengungkan. Menurutnya, anggota Komisioner KPU Banyuasin telah menghianati nilai integritas dan profesionalisme dalam rekrutmen PPK ini." Ada salah satu peserta yang tidak jawab sama sekali saat wawancara bisa lulus," tandas dia.
Sementara salah seorang anggota Komisioner KPUD Banyuasin Bahrial saat dimintai konfirmasi nya terkait prihal tersebut dirinya membantah kalau wawancara ada unsur kebencian seperti yang disampaikan salah seorang peserta calon PPK.
"Wawancara tidak ada unsur kebencian ataupun tendensius, wawancara berbicara maslah apa yang menjadi kontek dan materi wawancara itu sendiri dan semua peserta bisa menjawab pertanyaan hanya ada beberapa dari peserta yang gugup dan tentunya panelis menganggap itu hal yang wajar saat sesi wawancara dan pendalaman materi integritas penyelenggara pemilu itu sendiri,"kata Bahrial.
Lanjut Bahrial, untuk dugaan adanya permintaan "uang" yang berpariasi kepada calon PPK sampai saat ini masih sekedar issue, hanya saja patut di duga banyak oknum-oknum yang memanfaatkan kegiatan rekrutmen PPK ini dan mengatasnamakan anggota KPUD Banyuasin untuk mencari keuntungan pribadi.
Dan tidak ada perintah ataupun komisioner langsung yang menghubungi para calon peserta, dan kami meyakini itu hanya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk itu kami tidak memerintahkan siapapun.
"Kami berkeyakinan bahwa calon PPK yang lulus wawancara adalah orang-orang yang memang di anggap layak dan mampu untuk mengemban amanah demokrasi ini. Terima kasih," ugkap Bahrial. (Adm)