Angka Kemiskinan Banyuasin Terkecil Ke 2 Se Sumsel 10 Persen
BANYUASIN - Pemerintah Kabupaten Banyuasin dibawa kepemimpinan Bupati H Askolani dan Wabup H Slamet kembali berhasil menurunkan angka kemiskinan, angka pengangguran serta berhasil meningkatkan angka Indek Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2022.
Keberhasilan tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel DR Zulkifli MSi dalam Rakor dan rilis angka kemiskinan Kabupaten Banyuasin tahun 2022 di guest house rumah dinas Bupati Banyuasin, Senin (12/12).
Acara ini dihadiri Bupati Banyuasin H Askolani, Wakil Bupati H Slamet,Kepala Bappeda Provinsi Sumsel Regina, Asisten II Drs M Yusuf, Kepala Bappeda Litbang Banyuasin Ir Kosarodin MM, Kepala BPS Banyuasin Sunita dan para Kepala OPD serta camat se Banyuasin.
"Angka kemiskinan di Banyuasin turun menjadi 10 persen dan berada diurutan kedua se Sumsel. Kemudian Angka pengangguran juga turun menjadi 3,39 persen tahun 2022 dari 3,84 persen tahun 2021. Sedangkan Indek Pembangunan Manusia naik dari 67,13 menjadi 67,93, " terang DR Zulkifli.
Zulkifli sangat mengapresiasi keberhasilan Banyuasin dalam menurunkan angka kemiskinan. Karena tahun 2021 Banyuasin berada di urutan ke 3 Sumsel dengan angka kemiskinan 10,75 persen, posisi pertama Pagar Alam 9,40 dan OKU Timur 10.60 dan masih dibawa angka kemiskinan Provinsi Sumsel 12.84.
"Kami sangat apresiasi, tahun 2022 Banyuasin berada diurutan ke 2 Kabupaten/Kota angka kemiskinan terkecil dengan angka 10 persen setelah Kota Pagar Alam, "katanya.
Dijelaskan Zulkifli, berhasilnya Kabupaten Banyuasin dalam menurunkan angka kemiskinan ini tidak lepas peras besar Kepala Daerah Bupati dan Wakil Bupati yang didukung semua elemen.
"Banyuasin sangat konsen menurunkan angka kemiskian tahun 2018 11,32 persen, 2019 11,33 persen, 2020 11,17 persen, 2021 10,75 persen dan 2022 10.00 persen. Ini bukti keseriusan pak Bupati dan Pak Wakil Bupati dalam menjalankan program yang benar-benar tepat sasaran, "katanya.
Dikatakan Zulkifli, Angka kemiskinan Kabupaten/Kota diukur setahun sekali yakni setiap bulan Maret. Dan Angka kemiskinan itu punya level yang tidak sama, maka penanggulangannya harus berbeda.
"7 Program dan 12 gerakan yang dijalankan Pemkab Banyuasin bersama masyarakat memiliki peran dalam menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Maka kiranya program pak Bupati ini untuk diteruskan, "tegasnya
Kepala Bappeda Provinsi Sumsel Regina juga memberikan apresiasi atas keberhasilan Banyuasin dalam menurunkan angka kemiskinan." Kami sangat apresiasi, tahun 2021 Banyuasin urutan ke 3 sekarang makin baik naik ke urutan ke 2 dalam penurunan angka kemiskinan, "katanya.
Sementara itu, Bupati Banyuasin H Askolani mengucapkan syukur atas berhasilnya Kabupaten Banyuasin dalam menurunkan angka kemiskinan, angka penganggguran dan meningkatnya IPM tahun 2022.
Menurut Askolani, sudah banyak upaya kami lakukan, sesuai visi misi untuk mewujudkan banyuasin bangkit adil sejahtera. Kami sangat konsen dan komitmen untuk menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran.
"Maka kami terus genjot pelaksanaan 7 program dan 12 gerakan bersama masyarakat. Seperti dampak jalan bagus yang sudah kami bangun membuat perekonomian masyarakat meningkat, harga sawit masyarakat naik dan harga sembako menjadi stabil ketika sampai di wilayah mereka, "terangnya.
Begitu juga dengan 12 gerakan bersama masyarakat, lanjutnya juga memiliki dampak dalam menurunkan angka kemiskinan. Seperti gerakan tanam sayur Gertas, Gerbang Perak, Tobaru, Kepulauan buah dan gemar tugas.
"Dengan gerakan ini, masyarakat tidak lagi beli sayur, ikan, dan daging. Bahkan mereka bisa jual. Maka ini sangat mendukung dalam menurunkan angka kemiskinan, "katanya.
Turunnya angka kemiskinan tersebut tambah Bupati Askolani juga tidak lepas banyaknya program bantuan dari Gubernur Sumsel H Herman Deru seperti pembangunan infrastruktur, pembangunan rumah tidak layak huni hingga lainnya.
"Adanya sinergisitas program antara Kabupaten dan Propinsi Sumsel inilah, membuat Kabupaten lebih mudah dalam mengurangi angka kemiskinan, "akuinya. (Adm)