Wabup Banyuasin Berikan Pemaparan dan Edukasi Terkait Prihal Pertanian Sawit
PALEMBANG, KabaRakyatsumsel.id– Wakil Bupati Banyuasin, H. Slamet Somosentono berikan edukasi dan pemahaman terkait potensi pertanian sawit di Kabupaten Banyuasin kepada masyarakat, pemuda milenial dan admin media sosial di Sumsel melalui kegiatan Temu Netizen Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Kelapa Sawit di hotel Harper Palembang, yang diikuti oleh anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumsel, Senin (28/02).
Dalam kegiatan ini juga Wakil Bupati Banyuasin, via media sosial online milik para audiensi yang datang, untuk memberikan pesan pada para pemuda milenial agar ikut mengembangkan, mengedukasi, bahkan ikut terjun langsung dalam pemaksimalan pertanian sawit dan melakukan penemuan olahan terbaru dari bahan baku sawit di Sumatera Selatan.
Wakil Bupati Banyuasin, H. Slamet Somosentono, mewakili Bupati Banyuasin, H. Askolani didampingi oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banyuasin, Zainuddin memberikan pemaparan, dan edukasi terkait perihal pertanian sawit, mulai dari edukasi tanam, potensi dan manfaat dari sawit, hingga pemahaman mitos buruk (black campaign) yang ada dimasyarakat selama ini terkait dampak buruk dari tanaman dan perkebunan sawit bagi lingkungan.
“Hari ini kita akan bahas tentang sawit, mulai dari potensi dan manfaat, juga kita bahas tentang mitos buruk selama ini yang ada di masyarakat terkait sawit,” kata Wabup Banyuasin H. Slamet Somosentono saat memulai pemaparan pada acara tersebut.
Wakil Bupati Banyuasin menyampaikan
dalam pemaparan manfaat kelapa sawit kepada audiensi yang datang, jika banyak inovasi yang sudah didapatkan dari bahan baku, dan juga limbah kelapa sawit. Antara lain Inovasi kelapa sawit menjadi sumber energi, bahan baku gula, pupuk, hingga bio batubara, bahan baku hand sanitizer dan pembangkit listrik.
Namun dalam perkembangannya, kelapa sawit memang memerlukan pengembangan teknologi, dan peningkatan industri sawit yang besinergi, selama ini di Kabupaten Banyuasin sendiri untuk kontribusi dari bidang perkebunan sawit sendiri sudah banyak.
Hal ini mulai dari Corporate Social Responsibility (CSR) untuk masyarakat di Kabupaten Banyuasin, hingga kontribusi untuk PAD Banyuasin sendiri. Dimana diketahui selama Covid-19 ini banyak sektor ekonomi hingga transportasi mengalami permasalahan, namun untuk potensi ekonomi pertanian dan bisnis pertanian sawit sendiri dalam melewati permasalahan Covid-19 tetap memberikan kontribusi aktif dalam pemasok pendapatan negara.
“Inovasi di bidang pengembangan teknologi pembibitan dan hasil dari kelapa sawit harus dikembangakan, untuk menambah potensi dari hasil ekonomi pertanian dan perkebunan sawit,” kata dia.
Wakil Bupati Banyuasin juga menambahkan, jika pemuda yang sekarang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, harus bisa melakukan inovasi terbaru dalam mengembangkan sawit dan modernisasi pada pembibitan juga, pola pertanian sawit, mulai dari pengembangan dari hasil bahan baku sawit, mulai dari transportasi, ekonomi dan untuk keperluan konsumsi.
Juga memberikan edukasi ke masyarakat luas, jika tanaman kelapa sawit dalam pola penanaman dan pengembangannya dilakukan dengan baik, maka akan memberikan hasil yang baik juga, dan jangan lagi terpaku pada mitos buruk tanaman sawit. Terlebih Banyuasin sendiri memiliki tujuh program dan 12 gerakan yang dilakukan untuk pengembangan Kabupaten Banyuasin, dan salah satunya dalam sektor pertanian dan perkebunan.
“Pemuda dan mahasiswa harus aktif melakukan sosialisasi terkait mitos tanaman sawit, juga aktif dalam belajar untuk pengembangan teknologi pertanian, hingga temuan lain yang bisa dikembangkan dari bahan baku sawit, agar kedepan hasilnya menjadi jauh tambah baik lagi,” tandas dia.
Sementara Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumsel Alex Sugiarto, yang ikut hadir dalam acara ini mengatakan, jika kegiatan ini merupakan bentuk edukasi langsung yang dilakukan, agar masyarakat paham dengan potensi apa yang sebenarnya didapat dari tanaman sawit, sekaligus menjadi jawaban yang selama ini ada di pikiran masyarakat.
Yang mana masyarakat menilai jika tanaman sawit merupakan tanaman yang jahat dan merusak lingkungan sekitar, melalui netizen dan admin dari akun media sosial online milik sendiri dijadikan alat untuk mengedukasi dan bersosialisasi tentang mitos buruk tanaman sawit.
“Kita berharap setelah kegiatan ini, mitos buruk tentang tanaman sawit bisa hilang, karena lebih banyak potensinya dari hasil tanaman sawit itu sendiri,” kata dia. (Adm)