News BreakingNews
Live
wb_sunny

Breaking News

Komitmen Pemdes Biyuku Dalam Rembuk Stunting

Komitmen Pemdes Biyuku Dalam Rembuk Stunting


BANYUASIN, kabarakyatsumsel.id --Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.


Sebagai komitmen Pemerintah Desa (Pemdes) Biyuku Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin, dalam melakukan pencegahan dan penurunan stunting maka diadakan Rembuk Stunting Desa Biyuku Tahun 2021 yang bertempat di Kantor Desa setempat, Senin (27/12).


Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kades Biyuku Imron Rosadi yang diwakili Sekdes Dwika Prasetia dan di hadiri PDP Kecamatan Suak Tapeh Baharudin, PLD Desa Biyuku M. Yusuf, BPD Desa Biyuku, Bidan Desa, Kader Posyandu, Kader PPKBD, Kader KPM, Kader PKK dan Kader PAUD.


Sekdes Biyuku Dwika Prasetia saat membuka acara tersebut menyampaikan rembuk stunting merupakan agenda rutin tahunan yang dilakukan dalam membahas  aspek-aspek pelayanan stunting yang terjadi di Desa Biyuku yang terdiri dari Layanan kesehatan ibu dan anak, Integrasi konseling gizi, Perlindungan sosial, dan Layanan PAUD.


"Rembuk stunting berfungsi sebagai forum musyawarah antara kader kesehatan, PAUD, masyarakat Desa dengan pemerintah Desa dan BPD untuk membahas pencegahan dan penanganan masalah kesehatan di Desa khususnya stunting dengan mendayagunakan sumber daya pembangunan yang ada di Desa," terang Dwika.


"Adapun kegiatan utama dalam rembuk stunting di Desa, meliputi pembahasan usulan program kegiatan intervensi gizi spesifik dan sensitif yang disusun dalam diskusi kelompok terarah dan pembahasan serta penyepakatan prioritas usulan program kegiatan intervensi gizi spesifik dan sensitif," pungkas dia.


Sementara PDP Kecamatan Suak Tapeh Baharudin mengatakan, stunting merupakan masalah kurang gizi kronis pada anak. Dimana hal ini disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak berupa tinggi badan lebih pendek dari standar usia.


Untuk itu, ia meminta agar semua pihak untuk bersama-sama membahas bagaimana solusi yang akan dilakukan dalam menekan angka stunting di Desa Biyuku. "Kita malu juika angka stunting masih tinggi, Jadi mari kita upayakan meneurunkan bahkan menghilangkan angka stunting di desa ini," ungkap dia.


Dia juga menjelaskan bahwa stunting merupakan penyakit yang harus diantisipasi bersama."Tentu untuk menekan angka stunting ini, kita semua harus lebih aktif menjaga asupan gizi pada anak,"ujar dia.


Lanjut dia, untuk pola hidup sehat juga harus di perhatikan, dimana untuk balita usia 0-6 bulan tidak boleh diberikan makanan pendamping. Artinya bayi yang baru lahir sampai 6 bulan cukup diberikan ASI. Mengingat ASI mampu menyediakan semua asupan gizi yang dibutuhkan balita.


"Usus dan lambung pada balita belum mampu menerima dan mencerna makanan pendamping. Jadi harus kita perhatikan,"ujar dia seraya menyebut 

makanan yang bergizi juga harus lebih ditingkatkan. Disamping itu harus melakukan deteksi dini guna mengetahui kondisi kesehatan. Hal ini perlu kita perhatikan sesuai dengan intruksi dan anjuran yang sudah disampaikan. (Adm)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.