Duta Besar Norwegia Kunjungi Petani Sawit Musi Banyuasin
MUBA, KabaRakyatsumsel.id-- Duta Besar Norwegia untuk Indonesia mengunjungi Kabupaten Musi Banyuasin untuk melihat langsung model pengelolaan perkebunan sawit yang dikelola oleh petani swadaya di Desa Mendis Jaya, Kabupaten Musi kemaren (24/11). Beni Hernedi selaku Plt Bupati Musi Banyuasin menyambut baik berbagai tawaran kerjasama program guna mendukung upaya-upaya keberlanjutan perkebunan kelapa sawit dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Musi Banyuasin.
Rut Kruger Giverin selaku Duta Besar Norwegia beserta rombongan mengunjungi petani sawit di Desa Mendis Jaya, Kecamatan Bayung Lincir guna melihat perkembangan pelaksanaan program pembangunan Demplot yang menerapkan model pengelolaan perkebunan yang baik (Best Management Practices) yang dikelola langsung oleh Petani. Pembangunan Demplot merupakan bantuan dari Kerajaan Norwegia di bawah proyek Global Yield Gap Atlas (GYGA)-Indonesian Oil Palm yang diinisiasi oleh para peneliti dari University of Nebraska-Lincoln (UNL) dan Wageningen University bekerjasama dengan Yayasan Setara sebagai mitra lokal. Kegiatan serupa juga tersebar dibeberapa wilayah wilayah di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara yang bertujuan membangun suatu atlas produktivitas dari tanaman kelapa sawit di Indonesia, termasuk untuk mengetahui gap potensi produktivitas kebun petani swadaya, peningkatkan pengetahuan dan praktek budidaya kelapa sawit yang baik.
Beni Herhedi, selaku Plt Bupati Musi Banyuasin dalam sambutannya menyampaikan Kabupaten Musi Banyuasin memiliki komoditi unggulan perkebunan, karet dan kelapa sawit. Luas perkebunan karet mencapai 585 ribu hektar, dimana sekitar 95% dimiliki oleh masyarakat dan luas perkebunan sawit mencapai 420 ribu hektar, dimana sekitar 40% dimiliki oleh masyarakat (smallholder).
”Sawit dan Karet merupakan urat nadi ekonomi masyarakat, kami mengajak seluruh pemangku kepentingan berkolaborasi dalam mendorong praktek pengelolaan yang baik dan pengembangan hilirisasi kepedepannya,” ajak beni.
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah membentuk Pusat Unggulan Komoditi Lestari (PUKL) sebagai wadah kolaborasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan komoditi perkebunan karet dan sawit di Kabupaten Musi Banyuasin. PUKL merupakan rumah bersama bagi para pemangku kepentingan untuk berkoordinasi dan berkomunikasi dalam pengembangan komoditi karet dan sawit yang baik, memenuhi aspek-aspek keberlanjutan serta berdampak pada peningkatan produktifitas dan peningkatan ekonomi masyarakat di Kabupaten Musi Banyuasin. Pemerintah Kabupaten terus mengalang dukungan kerja sama dan inovasi dalam mendorong pengelolaan perkebunan berkelanjutan, diantaranya dengan membuat Kesepakatan Bersama atau MoU antara Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dengan 13 Mitra Pembangunan yang terdiri dari Sektor Swasta, CCO/NGO, Akademisi, Perguruan Tinggi dan pendamping masyarakat dalam pengelolaan sumber area sumber komoditi terverifikasi yang menerapkan aspek; i) perlindungan lingkungan, ii) peningkatan produktifitas, dan iii) inklusi atau pelibatan masyarakat.
”Dengan menerapkan strategi kolaborasi dalam pengelolaan perkebunan, kami yakin bahan baku yang bersumber dari masyarakat akan bernilai tinggi dan mampu berdaya saing secara global, berdampak nyata pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta dapat menekan angka kemiskinan di Kabupaten Musi Banyuasin, tambahnya.
Pada sesi dialog, petani sangat antusias menyampaikan harapannya kepada Plt Bupati Musi Banyuasin dalam pengembangan program pemberdayaan petani swadaya serta memastikan program peremajaan sawit rakyat (PSR) di Kabupaten Musi Banyuasin menyasar pada petani-petani sawit di Desa Mendis Jaya. Pada kesempatan tersebut Petani juga menyampaikan terima kasih Kedutaan Besar Norwegia, Yayasan Setara selaku Mitra Pendamping, dan pimpinan proyek Global Yield Gap Atlas (GYGA)-Indonesian Oil Palm dan berharap kegiatan yang saat ini dilaksanakan dapat diteruskan terutama dalam mendorong pendataan petani, pengelolaan dan sertifikasi kebun.
”Pengelolaan yang saat ini dilakukan oleh Petani Mendis Jaya dapat dijadikan model pengelolaan sawit yang baik serta mampu meningkatkan produktivitas hasil perkebunan dan berdampak pada peningkatan pendapatan petani, imbuh Jaya Sehono selaku Ketua Petani.
Rut Kruger Giverin mengakui banyak melihat kemajuan dan keberhasilan pengembangan kegiatan pada lokasi ini, tentunya pembalajaran ini dapat dijadikan bahan untuk disampaikan kepada Pemerintah Indonesia di tingkat Nasional. Kami akan berupaya mengembangkan peluang dukungan dalam mendorong pemajuan pengelolaan perkebunan swadaya atau dalam bentuk lainnya.
Nurbaya Zulhakim, Direktur Yayasan Setara menyatakan keinginannya untuk terus membantu Petani Swadaya di Desa Mendis Jaya terutama dalam menyiapkan petani memperoleh sertifikasi RSPO dan ISPO. Dia berharap dukungan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin beserta Mitra Pembangunan untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan petani Swadaya di Desa Mendis khususnya. Disamping itu Yayasan Setara menyatakan siap menjadi bagian Mitra Pembangunan Musi Banyuasin dan berkolaborasi dalam kelembagaan Program Unggulan Komoditi Lestari (PUKL) Kabupaten Musi Banyuasin terutama dalam melakukan pemberdayaan petani swadaya, mendorong pengelolaan sawit berkelanjutan serta membantu kelompok memperoleh sertifikasi RSPO dan ISPO.
Sesi dialog diakhir dengan acara penyerahan hadiah berupa uang tunai pada petani-petani terbaik dalam pengelolaan demplot perkebunan dengan menerapkan pengeloaan yang baik (best managemet practices), yang diserahkan langsung oleh Plt Bupati Musi Banyuasin dan Duta Besar Norwegia. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan kunjungan pengelolaan perkebunan petani swadaya, mengamati proses pemanenan dan penaburan pupuk pada areal demplot.