Di Duga Kepala Puskesmas Potong Dana Insentif Covid-19 Rp 500.000/Orang
MUBA, KabaRakyatsumsel.id-- Terkait pengakuan salah seorang yang tidak dikenal melalui pesan WhatsApp yang dikirim kepada salah satu awak media Rabu (07/07)yang mengaku pegawai dari Puskesmas Tanjung Kerang Kecamatan Babat Supat Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatra selatan.
Pasalnya Intensif Covid-19 yang diterima diduga dipotong secara paksa oleh oknum kepala Puskesmas Tanjung kerang.
Dia yang tidak mau disebut namanya pun mengatakan agar identitasnya disembunyikan dengan Alasan Takut Dan ada juga 3 lembar foto daftar nama dengan 74 orang pegawai yang dikirim melalui pesan WhatsApp tersebut.
Sementara Mengenai Pesan WhatsAp yang dikirim Orang tak dikenal tersebut Sebagai Berikut :
Selamat siang pak….kami dri puskesmas Tanjung Kerang kec.babat supat kab.musi banyuasin..kami sangat tidak rela uang insentif covid 19 kami d minta sumbangan/potong paksa oleh kepala puskesmas Tanjung kerang dan Kepala TU Puskesmas Tanjung kerang yang d setorkan melalui Bidan Ria Novita Am.Keb…bulan februari 2021 s/d bulan April 2021 d potong sebesar 500 rb per orang d masing² bulan tersebut..d bulan mei 2021d potong sebesar 200 rb per orang..Kami mohon pak d tindak lanjuti..terima kasih klo untuk insentif kami belum punyo bukti tapi itulah kenyataan yang di puskesmas tanjung kerang segalo duit di potong kalou untuk bpjs atau jkn kami punyo bukti semoga itu membantu tindak lanjut bapak.pokoknyo kami tidak rela.
“Maaf pak ini nomor gelap kami minta identitas kami di sembunyikan karna kami takut tidak ada tempat kami mengadu ke bapak (LSM) tolong di tindak lanjut pak. “Beber Orang tak dikenal Melalui Pesan WhatsApp
Kepala TU Puskesmas Tanjung Kerang dr.Tuti Rahayu.M.Kes Saat dihubungi Kamis (22/07/2021) Mengatakan Bahwa itu Tidak benar, ada juga dibahas oleh inspektorat bakal di audit, ada penjelasan di inspektorat jadi ada surat dari dinas.
“Itu Pihak terkait ada yang tidak senang sama saya posisinya Pimpinan lama dia merasa tergeser padahal saya tidak bermaksud, saya juga tidak mau dengan posisi sekarang saya juga sering Mau mundur karna mengingat saya mau jadi ibu Rumah tangga dan sebagai petugas kesehatan saja tidak mau menjadi kepala Tapi karna kelapa Dinas (Kadin) minta bantu sudah kita jalan, tapi pihak mesara digantikan tadi slalu mencari jalan Untuk buat kita dilaporkan atau dijelek – jelekan.” Tutup dr.Tuti Rahayu(Suharni)