Usai Panen Raya, Gubernur Sumsel dan Bupati Banyuasin Launching Kelanjutan Pembangunan Jembatan Pengumbuk
BANYUASIN, KabaRakyatsumsel.id - Gubernur Sumsel H Herman Deru, SH., MM Bersama Bupati Banyuasin H Askolani, SH., MH melakukan panen perdana padi sawah Lebak di Desa Tebing Abang, Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Sabtu (03/10).
Panen perdana padi sawah di Desa Tebing Abang ditandai dengan pemotongan padi secara simbolis oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru didampingi Bupati Banyuasin H. Askolani, DPRD Banyuasin, Dandim/0430 Banyuasin dan Forkompinda.
Bupati Banyuasin, H Askolani pada kesempatan itu mengatakan, petani di Desa Tebing Abang Kecamatan Rantau Bayur ini memanfaatkan lahan rawa lebak dimana mereka bertani dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Hal ini berbeda dengan lahan pasang surut di wilayah transmigrasi, mereka menanam dengan tujuan untuk menjual sehingga perkembangannya sudah maju," ujar Bupati Askolani.
Askolani berharap petani di Kecamatan Rantau Bayur mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat dan seluruh perangkat daerah, karena untuk saat ini saja sudah banyak padi yang dihasilkan, apalagi sudah di dukung secara penuh.
"Disini masih menggunakan cara tradisional, panen masih memakai alat ani, mereka juga ingin panen dengan alat modern. Kalau dibantu Pemprov, DPRD dan kementrian bisa berubah. Padi sudah tanam 4 bulan bisa panen, potensi alam luar biasa,"imbuh dia.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sumsel H. Herman Deru mengatakan sangat mengapresiasi para petani dan pemerintah Kabupaten yang mengubah lahan lebak menjadi sawah yang menghasilkan padi. "Panen kali ini menghasilkan 5,8 ton padi per hektare, terimakasih panen ini hasilnya sangat baik,"ujar Deru.
Menurut Deru, pemerintah memang sudah seharusnya membantu para petani, terutama dalam produksi, sehingga hasil keuntungan yang didapat petani menjadi lebih besar.
Misal panen ini menghasilkan 5,8 Ton gabah kering setiap hektar, kalau digiling hasilnya 3,5 ton beras, kemudian kalau dijual dengan harga Rp 10 ribu per Kilogram, hasil yang didapatkan Rp 35 juta, hal ini belum dipotong ongkos lain sehingga bersihnya sekitar Rp 10 juga selama satu kali panen.
"Ada efisien dalam produksi, dan itu pemerintah yang membantu agar ini jadi murah biayanya. Petani harus jadi pengusaha, kewenangan kita mempermurah dan hemat biaya sehingga keuntungan lebih besar,"tandas dia.
Usai melakukan panen raya sawah lebak di Desa Tebing Abang Gubernur Sumsel H. Herman Deru bersama Bupati Banyuasin H. Askolani kemudian melaunching Ground Breaking kelanjutan pembangunan jembatan Rantau Bayur yang berlokasi di Dusun Pengumbuk Desa Tebing Abang.
"Jembatan ini pertama kali dibangun diera Bupati H Amiruddin Inoed, karena terkendala anggaran jembatan tersebut sempat terhenti pembangunannya. Dan alhamdulillah, di era Bupati H Askolani jembatan ini pembangunannya kembali dilanjutkan,' kata Gubernur Sumsel H. Hermanderu.
Lanjut dia, ini semua tidak lepas dari kegigihan, Sang Bupati Inovatif H Askolani yang tidak mengenal lelah untuk menyakinkan Presiden dalam hal ini Menteri PUPR dan Gubernur Sumsel bahwa jembatan ini sangat strategis untuk menggeliatkan perekonomian masyarakat tidak hanya Banyuasin tetapi Sumsel, dan juga bisa mengatasi kemacetan jalan lintas Sumatera.
"Ayo kita dukung lanjutan pembangunan jembatan Rantau Bayur ini, dengan cara membuat para pekerja nyaman dan aman sehingga pelaksanaan pembangunan bisa berjalan lancar dan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan," pungkas dia.
Sementara Epriadi, SH selaku Ketua Ormas AMUNISI Banyuasin, mengatakan bahwa masyarakat Desa Tebing Abang menyambut dengan antusias pembangunan jembatan tersebut dilanjutakan kembali setelah sempat terbengkalai namun Pemda Banyuasin bekerja Keras melakukan beberapa upaya agar pembangunan kembali dilanjutkan.
Begitu juga dengan panen raya di Desa Tebing Abang merupakan kali pertama didatangi GubernurSumsel dan Bupati Banyuasin. Sebelumnya hanya di daerah Muara Telang, Muara Sugihan. Kini di Kecamatan Rantau Bayur yang Insya Allah akan di jdikan Percontohan pertanian OPLA (Optimalisasi Lahan Rawa) Tahun 2020/2021.
"Semoga terlaksanan dan kesejahteraan rakyat bisa tercapai, mengingat selama ini Kecamatan Rantau Bayur jauh tertinggal dengan daerah - daerah yang lainya dalam sektor Pertanian maupun dari sektor Nelayan," pungkas pria yang dikenal tegas dan punya jiwa sosial yang tinggi. (Suharni)