Eko Prasetyo : Pentingnya Literasi Menurunkan Angka Buta Aksara
Way Kanan, KabaRakyatsumsel.id-
Hari ini Selasa, tanggal 8 september dikenal sebagai Hari Aksara atau Hari Literasi Internasional. Merupakan momemtum yang mengingatkan kita semua akan pentingnya literasi.
Eko Prasetyo sang tokoh literasi kebanggaan Kabupaten Way kanan mengatakan kepada media ini bahwa meskipun menurut data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah, angka buta aksara masyarakat Indonesia ini sudah menurun.
" Namun literasi harus tetap menjadi pilar yang terpenting dalam tonggak pembangunan, " terang Eko Prasetyo.
Dia melanjutkan lagi penjelasan nya,
Literasi kini tidak hanya berkutat pada persoalan baca dan menulis saja, lebih dari itu bahwa literasi juga telah menyentuh pada persoalan ekonomi, sosial dan budaya.
" Maka dari itu program Gerakan Literasi Nasional (GLN), yang digalakkan oleh pemerintah telah mendefinisikannya dalam bentuk literasi baca tulis, literasi sains, literasi numerasi, literasi finansial, literasi digital, literasi budaya dan kewargaan, " lanjutnya lagi.
Apalagi menurutnya disaat pandemi begini, Perlu penerapan literasi finansial yang baik dengan memanfaatkan literasi digital.
" Praktik baik berliterasi bisa kita lakukan dimana saja dan kapan saja. Misalnya saya nih, saya membaca buku pengolahan budidaya cabai, hasil bacaan yang saya baca dari buku kemudian saya praktikkan dengan bahan-bahan yg sederhana. Berselang 2 bulan saya sudah bisa panen cabai untuk konsumsi sehari-hari. Secara finansial ini cukup menghemat pengeluaran belanja dapur. Masih banyak contoh-contoh lain yang bisa kita ambil, " jelasnya.
Terakhir Eko menambahkan,
" Berarti literasi menjadi kata kunci dalam kehidupan kita sehari-hari, " pungkas Eko.(ryuz)
Hari ini Selasa, tanggal 8 september dikenal sebagai Hari Aksara atau Hari Literasi Internasional. Merupakan momemtum yang mengingatkan kita semua akan pentingnya literasi.
Eko Prasetyo sang tokoh literasi kebanggaan Kabupaten Way kanan mengatakan kepada media ini bahwa meskipun menurut data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah, angka buta aksara masyarakat Indonesia ini sudah menurun.
" Namun literasi harus tetap menjadi pilar yang terpenting dalam tonggak pembangunan, " terang Eko Prasetyo.
Dia melanjutkan lagi penjelasan nya,
Literasi kini tidak hanya berkutat pada persoalan baca dan menulis saja, lebih dari itu bahwa literasi juga telah menyentuh pada persoalan ekonomi, sosial dan budaya.
" Maka dari itu program Gerakan Literasi Nasional (GLN), yang digalakkan oleh pemerintah telah mendefinisikannya dalam bentuk literasi baca tulis, literasi sains, literasi numerasi, literasi finansial, literasi digital, literasi budaya dan kewargaan, " lanjutnya lagi.
Apalagi menurutnya disaat pandemi begini, Perlu penerapan literasi finansial yang baik dengan memanfaatkan literasi digital.
" Praktik baik berliterasi bisa kita lakukan dimana saja dan kapan saja. Misalnya saya nih, saya membaca buku pengolahan budidaya cabai, hasil bacaan yang saya baca dari buku kemudian saya praktikkan dengan bahan-bahan yg sederhana. Berselang 2 bulan saya sudah bisa panen cabai untuk konsumsi sehari-hari. Secara finansial ini cukup menghemat pengeluaran belanja dapur. Masih banyak contoh-contoh lain yang bisa kita ambil, " jelasnya.
Terakhir Eko menambahkan,
" Berarti literasi menjadi kata kunci dalam kehidupan kita sehari-hari, " pungkas Eko.(ryuz)