Kendaraan Truck Fuso Dump Masuk Jurang Kurang Lebih Sedalam 3 Meter
BANYUASIN, KabaRakyatsumsel.id-- Kendaraan berstonase tinggi yang melintas di sepanjang jalan trans Pulau Rimau, tepatnya tanjakan duren ijo Dusun I Desa Meranti Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin, masuk jurang lebih kurang sedalam 3 meter.
Puluhan unit Mobil Fuso Dump yang melintasi jalan tersebut setiap harinya, membawa material bangunan untuk pembangunan lanjutan cor beton jalan menuju Kecamatan Pulau Rimau.
Pembangunan jalan cor beton lanjutan dikerjakan PT Citra Kurnia Waway dinilai mulai menimbulkan berbagai masalah bagi warga maupun pengguna jalan, pasalnya banyaknya kerusakan jalan cor beton yang dibangun tahun 2016 sampai pembangunan sekarang ini tahun 2020.
Kondisi jalan mulai ada yang mengelupas, retak bahkan bangunan cor beton jalan tahun 2017 dan tahun 2018 ada yang rusak berat, akibat dari tekanan kendaraan berstonase puluhan ton yang sengaja lewat membawa material untuk kebutuhan bahan bangunan jalan.
Nawi sopir Fuso Dump saat di wancarai wartawan mengatakan, terjadinya kecelakaan tunggal disebabkan mobil tidak mampu menanjak akibat beratnya muatan, ditambah posisi mobil Fuso Damp terhalang adanya kendaraan truk PS milik warga yang berhenti mendadak diatas tanjakan, sehingga mobil lepas kendali tidak mampu menahan beratnya beban material, akibatnya banting setir ke arah sebelah kiri jalan terpaksa dilakukan.
“Posisi mobil kami ini kompoi bersama teman membawa material untuk pembangunan lanjutan jalan cor beton di Kecamatan Pulau Rimau, saat tiba di tanjakan duren ijo didepan kami ada mobil truk PS yang berhanti mendadak, karena beban berat mobil akhirnya mundur langsung takut nabrak teman dibelakang saya langsung banting stir ke kiri jalan,” ujarnya.
Menurut Nawi, sebagai sopir dirinya terpaksa banting stir ke kiri jalan karena takut membahayakan temannya di belakang yang jaraknya sangat dekat, dikhawatirkan dapat menimbulkan korban jiwa, meskipun tanjakan jalan tidak terlalu tinggi karena berat beban material yang dibawanya kendaraan hilang keseimbangan, dapat menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas di jalan tipe kelas tiga.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, hanya sedikit ringsek karena mobil berbentur dengan tebing di dasar jurang dengan kedalaman lebih kurang hampir 3 meter, saat ini untuk evakuasi kami masih menunggu alat berat perusahaan ke lokasi,” ucapnya.
Sementara Ateng warga Desa Meranti mengatakan, tanjakan duren ijo setiap bulan sering terjadi kecelakaan, meskipun tidak begitu tinggi tanjakan duren ijo sering memakan korban, didominasi kendaraan bermuatan yang melintas jika tidak ekstra hati-hati bisa menjadi korban.
“Setiap bulan jalan ini sering memakan korban ada kendaraan yang masuk jurang, ada juga tambrakan bahkan sopirnya sampai ada yang meninggal karena kepalanya pecah akibat benturan, kalau melintas di sepanjang jalan ini harus berhati-hati dan kurangi muatan berat beban kendaraan," ujar dia.(Suharni)
Puluhan unit Mobil Fuso Dump yang melintasi jalan tersebut setiap harinya, membawa material bangunan untuk pembangunan lanjutan cor beton jalan menuju Kecamatan Pulau Rimau.
Pembangunan jalan cor beton lanjutan dikerjakan PT Citra Kurnia Waway dinilai mulai menimbulkan berbagai masalah bagi warga maupun pengguna jalan, pasalnya banyaknya kerusakan jalan cor beton yang dibangun tahun 2016 sampai pembangunan sekarang ini tahun 2020.
Kondisi jalan mulai ada yang mengelupas, retak bahkan bangunan cor beton jalan tahun 2017 dan tahun 2018 ada yang rusak berat, akibat dari tekanan kendaraan berstonase puluhan ton yang sengaja lewat membawa material untuk kebutuhan bahan bangunan jalan.
Nawi sopir Fuso Dump saat di wancarai wartawan mengatakan, terjadinya kecelakaan tunggal disebabkan mobil tidak mampu menanjak akibat beratnya muatan, ditambah posisi mobil Fuso Damp terhalang adanya kendaraan truk PS milik warga yang berhenti mendadak diatas tanjakan, sehingga mobil lepas kendali tidak mampu menahan beratnya beban material, akibatnya banting setir ke arah sebelah kiri jalan terpaksa dilakukan.
“Posisi mobil kami ini kompoi bersama teman membawa material untuk pembangunan lanjutan jalan cor beton di Kecamatan Pulau Rimau, saat tiba di tanjakan duren ijo didepan kami ada mobil truk PS yang berhanti mendadak, karena beban berat mobil akhirnya mundur langsung takut nabrak teman dibelakang saya langsung banting stir ke kiri jalan,” ujarnya.
Menurut Nawi, sebagai sopir dirinya terpaksa banting stir ke kiri jalan karena takut membahayakan temannya di belakang yang jaraknya sangat dekat, dikhawatirkan dapat menimbulkan korban jiwa, meskipun tanjakan jalan tidak terlalu tinggi karena berat beban material yang dibawanya kendaraan hilang keseimbangan, dapat menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas di jalan tipe kelas tiga.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, hanya sedikit ringsek karena mobil berbentur dengan tebing di dasar jurang dengan kedalaman lebih kurang hampir 3 meter, saat ini untuk evakuasi kami masih menunggu alat berat perusahaan ke lokasi,” ucapnya.
Sementara Ateng warga Desa Meranti mengatakan, tanjakan duren ijo setiap bulan sering terjadi kecelakaan, meskipun tidak begitu tinggi tanjakan duren ijo sering memakan korban, didominasi kendaraan bermuatan yang melintas jika tidak ekstra hati-hati bisa menjadi korban.
“Setiap bulan jalan ini sering memakan korban ada kendaraan yang masuk jurang, ada juga tambrakan bahkan sopirnya sampai ada yang meninggal karena kepalanya pecah akibat benturan, kalau melintas di sepanjang jalan ini harus berhati-hati dan kurangi muatan berat beban kendaraan," ujar dia.(Suharni)