Kisah Inspiratif WBP Asimilasi Lapas Kelas IIA Banyasin
BANYUASIN, KabaRakyatsumsel.id - Kisah inspiratif datang dari salah satu warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuasin yang sedang melaksanakan program asimiliasi di rumah, sebut saja panggilan akrabnya Saipul yang saat ini ia telah memiliki usaha Pempek yang dijualnya melalui pasar dan secara online.
Saat ditemui dirumahnya yang beralamat di Kedondong Raye Kecamatan Banyuasin III, Saipul tampak antusias mengolah adonan Pempek satu persatu bersama istri nya. Beraneka macam pempek ia buat di antaranya pempek ikan, pempek telur, pempek pistel dan lainnya.
Kepala Lapas Kelas IIA Banyuasin melalui staf Binadik, Slamet Maulana Ibrahim membenarkan aktivitas yang dilaksanakan Warga binaan asimilasinya tersebut. Ia turut memantau kegiatan narapidana yang melaksanakan asimilasi baik melalui informasi dari PK Bapas, masyarakat maupun secara daring.
“Alhamdulillah kegiatan mereka (WBP asimilasi) positif diluar sana, mereka berusaha melanjutkan kehidupan secara normal dan berbaur dengan masyarakat. Salah satu contohnya ini dengan menjalani usaha Pempek yang ia jalani bersama istri dan mertuanya,” jelasnya.
Selain itu, saat diwawancarai, Saipul warga binaan Asimilasi Lapas Kelas IIA Banyuasin mengatakan, ia sangat senang bisa mendapatkan program asimilasi dirumah karena adanya pencegahan penyebaran covid-19 ini. Dengan begitu, ia dapat berkumpul kembali bersama keluarga dan menjalani hidup dengan normal.
“Syukur alhamdulillah saya bisa melaksanakan asimilasi dirumah, tentu saya sangat mengapresiasi kepada pemerintah dan kami berkomitmen akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Saat dirumah kami selalu terpikirkan bagaimana melakukan kegiatan yang positif, salah satunya dengan membuka usaha pempek ini,” Ujarnya
Lebih lanjut Saipul menyampaikan, selama di Lapas Kelas IIA Banyuasin ia banyak mendapat pembinaan baik kepribadian maupun keterampilan. Seperti Pelatihan Pangkas rambut yang ia jalani selama sebulan dan telah diberikan sertifikat.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya, saat ini saya telah mempraktikannya di luar dengan memotong rambut saudara saya. Sudah dua orang yang saya rapikan rambutnya. Dan hasilnya tidak mengecewakan,” ungkapnya sambil tertawa.
Diakhir wawancara ia menyampaikan, pembinaan kerohanian yang kuat di Lapas Kelas IIA Banyuasin juga mendorongnya untuk berubah menjadi pribadi yang baik dan takut untuk melakukan kesalahan – kesalahan lagi.
“Selama di Lapas Banyuasin, saya benar – benar diarahkan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Setiap waktu shalat, kami selalu diarahkan untuk melaksanakan shalat secara berajamaah di dalam kamar. Selain itu, juga diajarkan membaca al-Quran dan zikir secara rutin,” jelasnya. (Suharni)
Saat ditemui dirumahnya yang beralamat di Kedondong Raye Kecamatan Banyuasin III, Saipul tampak antusias mengolah adonan Pempek satu persatu bersama istri nya. Beraneka macam pempek ia buat di antaranya pempek ikan, pempek telur, pempek pistel dan lainnya.
Kepala Lapas Kelas IIA Banyuasin melalui staf Binadik, Slamet Maulana Ibrahim membenarkan aktivitas yang dilaksanakan Warga binaan asimilasinya tersebut. Ia turut memantau kegiatan narapidana yang melaksanakan asimilasi baik melalui informasi dari PK Bapas, masyarakat maupun secara daring.
“Alhamdulillah kegiatan mereka (WBP asimilasi) positif diluar sana, mereka berusaha melanjutkan kehidupan secara normal dan berbaur dengan masyarakat. Salah satu contohnya ini dengan menjalani usaha Pempek yang ia jalani bersama istri dan mertuanya,” jelasnya.
Selain itu, saat diwawancarai, Saipul warga binaan Asimilasi Lapas Kelas IIA Banyuasin mengatakan, ia sangat senang bisa mendapatkan program asimilasi dirumah karena adanya pencegahan penyebaran covid-19 ini. Dengan begitu, ia dapat berkumpul kembali bersama keluarga dan menjalani hidup dengan normal.
“Syukur alhamdulillah saya bisa melaksanakan asimilasi dirumah, tentu saya sangat mengapresiasi kepada pemerintah dan kami berkomitmen akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Saat dirumah kami selalu terpikirkan bagaimana melakukan kegiatan yang positif, salah satunya dengan membuka usaha pempek ini,” Ujarnya
Lebih lanjut Saipul menyampaikan, selama di Lapas Kelas IIA Banyuasin ia banyak mendapat pembinaan baik kepribadian maupun keterampilan. Seperti Pelatihan Pangkas rambut yang ia jalani selama sebulan dan telah diberikan sertifikat.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya, saat ini saya telah mempraktikannya di luar dengan memotong rambut saudara saya. Sudah dua orang yang saya rapikan rambutnya. Dan hasilnya tidak mengecewakan,” ungkapnya sambil tertawa.
Diakhir wawancara ia menyampaikan, pembinaan kerohanian yang kuat di Lapas Kelas IIA Banyuasin juga mendorongnya untuk berubah menjadi pribadi yang baik dan takut untuk melakukan kesalahan – kesalahan lagi.
“Selama di Lapas Banyuasin, saya benar – benar diarahkan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Setiap waktu shalat, kami selalu diarahkan untuk melaksanakan shalat secara berajamaah di dalam kamar. Selain itu, juga diajarkan membaca al-Quran dan zikir secara rutin,” jelasnya. (Suharni)