Waaaw Sungguh Ironis. Siswa Belajar Ditempat Parkiran Kendaraan Guru
Bayung Lincir Muba Kabarakyatsumsel.com – Program prioritas pendidikan dan mutu pendidikan di Kabupaten Musi banyuasin (Kab. Muba) terlihat belum menyentuh Secara merata di dunia pendidikan, kerena nampak masih ada siswa/siswi yang belajar di lantai tanah beralaskan karpet plastik, siswa/i ini adalah siswa/i yang masih duduk di bangku kelas dua dan diduga tidak mempunyai ruang kelas, seperti halnya di SDN Simpang Kurun, tepatnya di Desa Suka Jaya Jalan raya Palembang – Jambi KM. 244 , Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, provinsi Sumatera Selatan.
Dari penelusuran awak media di lapangan Kamis (27/02) SDN Simpang Kurun ini mempunyai 5 (lima) kelas dan 1 (satu) ruang Kantor Guru serta mempunyai 151 (seratus lima puluh satu) siswa/i yang telah mengejar pendidikan di sekolah tersebut, namun ada satu kelas yang tidak mempunyai ruang belajar salah satunya kelas 2 (dua) yang berjumlah 25 Siswa/i dan herannya di Muba tahun 2020, kok masih ada Siswa/i yang belajar berlantai tanah dan mirisnya lagi tepat tersebut adalah tempat parkiran sepeda motor milik para Guru.
Menurut beberapa Siswa /i Kelas 2 (dua) saat di wawancarai oleh awak media mengatakan bahwa dirinya sudah berlangsung cukup lama belajar dengan kondisi seperti ini.
“mereka juga kurang nyaman dan berharap akan bisa mendapatkan bantuan gedung sekolah untuk lokasi kelas dua, agar belajar kami nyaman dan layak seperti sekolah — sekolah lainnya pak” ungkapnya siswa sambil tertunduk sedih.
Selain itu salah satu Guru SDN Simpang Kurun membenarkan saat di temui awak media di ruangan guru, tentang adanya kegiatan belajar mengajar yang masih menggunakan bangku Lesehan beralaskan karpet lantai tanah untuk tempat belajarnya, padahal tempat belajar yang digunakan adalah lokasi parkir kendaraan para guru,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Simpang Kurun Subandiah S.Pd saat di hubungi Melalui Via Wanshpp nya mengatakan bahwa anak didiknya kelas dua Masih belum mempunyai ruangan.
“Kami sudah mengajukan proposal setiap tahunnya pak, namun belum mendapat tanggapan dari Diknas terkait maupun pemerintah Kabupaten Muba”.
Masih Subandiah , “Ya, anak kelas dua menjelang kelas 1 pulang mereka kami berikan pelajaran TPA, karena Sekolahan kami dekat pemakaman, terkadang anak- anak tersebut bermain diatas batu nisan atau bermain di kuburan, jadi untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan makanya saya berikan pelajaran TPA.
Setelah kelas 1 pulang jam 10, baru kelas 2 masuk pak” Semua itu bertujuan Supaya tidak ada hal -hal yang terjadi pada anak – anak kami pak,” tutupnya Kepsek SDN Simpang Kurun.(tim/red)