Mobil Nissan Tera Tabrak Pohon, Satu orang Meninggal dunia
OKI, KabaRakyatsumsel.com - Sebuah Mobil pribadi bermerk Nissan Terra berwarna Hitam bernopol BG 1200 XR mengalami hilang kendali dan menabrak sebuah pohon serta pondok buatan dari susunan kayu di Dusun II Desa Celikah, Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan (Sumsel) pada Senin (2/3/2020) sekira pukul 14.30 WIB siang.
Kecelakaan tunggal tersebut menimpa satu keluarga yang berjumlah 4 orang, yaitu Dwi (pengemudi), Indah (istrinya) dan 2 orang anak perempuan berusia Sekira 9 dan 7 tahun.
Berdasarkan informasi dari saksi mata yang melihat mobil yang masih profit tersebut, Roy mengatakan bahwa mobil tersebut tiba-tiba melaju dengan kecepatan tinggi saat mendekati lokasi kecelakaan.
"saya kebetulan lewat dan tidak jauh dari lokasi kejadian, dari jauh saya lihat mobil melaju pelan. Namun saat jarak sekira 50 meter, tiba-tiba mobil ngegas sangat kencang dan banting setir ke kanan," ucap Roy.
Sambungnya, karena mobel melaju dengan kecepatan tinggi hingga melompat melewati trotoar dan saluran air.
"Saya lihat mobilnya seperti terbang melewati pembatas jalan, untung saja ada pohon dan pondok buatan dari susunan kayu, jadi mobil bisa terhenti. Jika tidak bisa menabrak rumah yang ada tepat didepan pohon," jelas Roy.
Melihat hal tersebut, ia pun langsung mendatangi mobil untuk melakukan bantuan kepada penumpang mobil.
"Saya pun langsung refleks menuju arah mobil dan langsung membantu mengevakuasi semua korban kecelakaan," ujar Roy.
Mobil tersebut berisi satu keluarga, empat orang mengalami luka-luka, sedangkan pengemudi yang bernama Dwi meninggal dunia. Satu keluarga tersebut, baru saja pulang dari pasar Kayuagung untuk membeli baju.
"Kalau Dwi (pengemudi,red) tinggalnya di Palembang, setahu saya kesini untuk menjenguk istri muda dan anaknya. Jadi sebelumnya berangkat dari Desa Kijang, Kecamatan Sirah Pulau (SP) Padang menuju ke pasar Shopping Kayuagung untuk berbelanja. Namun saat hendak pulang kerumah terjadilah kecelakaan," ucap Mulyadi, kakak angkat dari indah korban kecelakaan.
Diceritakan Mulyadi, Dwi sangat jarang mengunjungi istrinya, dan juga baru melihat mobil Profit bermerk Nissan Terra berwarna Hitam bernopol BG 1200 XR tersebut.
"setau saya dia jarang kesini, waktu terakhir berkunjung saja tahun lalu, mobil bermerk Nissan Terra berwarna Hitam bernopol BG 1200 XR juga baru pertama kali saya lihat," jelas Mulyadi.
Sementara H Matali pemilik rumah tepat mobil tersebut mengalami kecelakaan menyampaikan bahwa hanya mendengar suara keras seperti ledakan.
"Sebelum tabrakan saya tidak mengetahui secara pasti, sebab lagi berada dibelakang rumah sedang ada kerjaan. Pertama itu saya kaget mendengar suara seperti sesuatu jatuh dengan keras sekali," ucap H Matali kepada Wartawan.
Setelah mendengar hal tersebut ia pun bergegas berlari kedepan rumah untuk mengetahui sumber suara.
"Pas saya keluar rumah, kaget sudah melihat mobil menabrak pohon dan pondok buatan dari susunan kayu. Dan merasa panik ketika melihat keadaan mobil sudah ringsek apalagi sempat mengeluarkan asap karena posisi mesin mobel masih menyala. Untung langsung dimatikan warga," jelas H Matali.
Dijelaskannya, saat kecelakaan warga berdatangan dan mengkrumuni mobil untuk menyelamatkan pengendara.
"Beberapa warga dengan cepat mengevaluasi penumpang mobil yang berjumlah 4 orang, yaitu Dwi (pengemudi), Indah (istrinya) dan 2 anak perempuan berusi sekira 9 dan 7 Tahun. Kemudian saya suruh bawa ke dalam rumah karena istrinya Indah mengalami patah dibagian tangan dan kaki, dan anak ada yang luka dibagian wajah dan paling kecil dalam keadaan baik-baik saja. Namun Dwi (pengemudi) atau bapaknya sudah dalam keadaan tidak dapat bergerak hanya terdengar napas sesaknya," ungkapnya.
Melihat keadaan tersebut, salah satu warga langsung membawa kesemuanya ke RSUD Kayuagung menggunakan mobil. Sekira kurang lebih setengah jam setelah warga bersusah payah mengevaluasi korban karena badan mobil terjepit.
"Langsung lah dilarikan ke rumah sakit, saya pun mendengar kalau bapaknya meninggal dunia saat sampai dirumah sakit," tutup H Matali.