Didata, Namun Dibatalkan Calon Rumah Pemondokan MTQ Kecewa
BANYUASIN, KabaRakyatsumsel.com - Musyabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) ke IX tingkat Kabupaten Banyuasin bakal dibuka Minggu (1/3) lusa. Nissa Sabyan, grup gambus yang sukses menyanyikan ulang lagu-lagu bernuansa islami dijadwalkan bakal memeriahkan ajang tahunan tersebut.
Berbagai persiapan digelar, termasuk tempat pemondokan para kafillah yang bakal berkompetisi. Sayangnya, pembagian rumah sebagai tempat pemondokan santri ini mendatangkan kekecewaan bagi masyarakat.
Hal itu karena ada beberapa rumah terpaksa dibatalkan dengan alasan peserta yang mengikuti kegiatan MTQ itu terbatas.
"Awalnya rumah kami didata untuk pemondokan santri MTQ. Namun tiba tiba dibatalkan, padahal kami sudah melakukan persiapan termasuk melakukan perehapan rumah. Sudah keluar biaya tapi kok rumah kami dibatalkan," kata salah satu warga yang rumahnya dibatalkan.
Dia berharap panitia adil, sebab yang mengikuti kegiatan itu cukup banyak yakni 900 orang lebih. "Seharusnya kecamatan yang banyak peserta nya seperti kecamatan Talang Kelapa dibagi dua. Jadi rumah kami tetap digunakan, sehingga kami tidak kecewa," ujar dia.
Selain itu pembagian cukup janggal. Buktinya rumah yang kecil dapat santri banyak sementara rumah yang cukup besar dapat peserta yang sedikit. "Kami khawatir peserta MTQ tidak nyaman," keluh nya.
Sementara itu Lurah Mulya Agung Dadang Adrianto ST membenarkan dari 25 rumah yang didata hanya 21 rumah yang dipakai. "Empat rumah dibatalkan panitia karena peserta MTQ nya terbatas," ujarnya.
Katanya untuk pembagian peserta MTQ disesuaikan dengan luasan rumah dan fasilitas yang dimiliki seperti WC. "Kalau WCnya hanya satu dapat peserta kecamatan yang sedikit. Sementara jika rumah luas dan fasilitas WCnya luas diberikan peserta yang banyak," ujarnya.
Untuk lebih jelasnya dapat ditanyakan Kesra dan pihak kecamatan yang lebih paham. "Kami hanya fasilitasi dari pemerintah kecamatan Mulya Agung," ujar dia. (Suharni)
Berbagai persiapan digelar, termasuk tempat pemondokan para kafillah yang bakal berkompetisi. Sayangnya, pembagian rumah sebagai tempat pemondokan santri ini mendatangkan kekecewaan bagi masyarakat.
Hal itu karena ada beberapa rumah terpaksa dibatalkan dengan alasan peserta yang mengikuti kegiatan MTQ itu terbatas.
"Awalnya rumah kami didata untuk pemondokan santri MTQ. Namun tiba tiba dibatalkan, padahal kami sudah melakukan persiapan termasuk melakukan perehapan rumah. Sudah keluar biaya tapi kok rumah kami dibatalkan," kata salah satu warga yang rumahnya dibatalkan.
Dia berharap panitia adil, sebab yang mengikuti kegiatan itu cukup banyak yakni 900 orang lebih. "Seharusnya kecamatan yang banyak peserta nya seperti kecamatan Talang Kelapa dibagi dua. Jadi rumah kami tetap digunakan, sehingga kami tidak kecewa," ujar dia.
Selain itu pembagian cukup janggal. Buktinya rumah yang kecil dapat santri banyak sementara rumah yang cukup besar dapat peserta yang sedikit. "Kami khawatir peserta MTQ tidak nyaman," keluh nya.
Sementara itu Lurah Mulya Agung Dadang Adrianto ST membenarkan dari 25 rumah yang didata hanya 21 rumah yang dipakai. "Empat rumah dibatalkan panitia karena peserta MTQ nya terbatas," ujarnya.
Katanya untuk pembagian peserta MTQ disesuaikan dengan luasan rumah dan fasilitas yang dimiliki seperti WC. "Kalau WCnya hanya satu dapat peserta kecamatan yang sedikit. Sementara jika rumah luas dan fasilitas WCnya luas diberikan peserta yang banyak," ujarnya.
Untuk lebih jelasnya dapat ditanyakan Kesra dan pihak kecamatan yang lebih paham. "Kami hanya fasilitasi dari pemerintah kecamatan Mulya Agung," ujar dia. (Suharni)