News BreakingNews
Live
wb_sunny

Breaking News

Korban Dimakan Buaya Ditemukan Diatas Kumpai

Korban Dimakan Buaya Ditemukan Diatas Kumpai

BANYUASIN, KabaRakyatsumsel.com -- Tragis yang dialami Alif (18), warga Desa Sukomoro Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin yang hilang sejak Minggu (08/07) pukul 15 00 WIB beberapa hari lalu akibat diterkam buaya muara. 

Tiga hari kemudian mayat korban baru ditemukan warga yang dibantu tim BPBD Banyuasin, Selasa (10/06) sekitar pukul 10.00 WIB dengan kondisi sudah mengapung di atas rawa sejauh beberapa puluh meter dari TKP.

Sementara saat ditemukan bagian kepala dan tangan kanan korban sudah hilang dimakan buaya, sedangkan bagian tubuh lainnya masih utuh.

Kepala Badan Kesbang Pol Banyuasin Drs Indra Hadi mengatakan, kini korban berhasil ditemukan walaupun kondisinya sudah tidak utuh lagi. "Kami ucapkan terimakasih atas semua partisipasinya baik aparat Kepolisian, aparat pemerintah setempat dan warga juga dari PT Kasih Agro Mandiri (KAM)," ujar Indra

Menurut Indra, bahwa dalam proses evakuasi korban dibantu oleh beberapa Pawang yang didatangkan keluarga korban seperti dari Pamulutan Kabupaten OKI dan juga dari Desa Langkan Kecamatan Banyuasin III, Erna (50) dan akhirnya korban dimuntahkan dari gigitan buaya.

Indra Hadi juga menuturkan, bahwa proses sebelum ditemukan korban juga pihak perusahaan mendatangkan sebuah alat berat milik PT KAM untuk mengobok-obok kanal yang menjadi persembunyian buaya.

"Alat Berat PT KAM beroperasi sejak pukul 11 00 WIB dini hari hingga pukul 2 00 WIB dini hari untuk menutup kanal bagian atas dan bawah lalu kanal di obrak abrik untuk mengganggu buaya yang masih menggigit korban," beber Indra.

Setelah diobrak-abrik persembunyian buaya tersebut terang Indra, keesokan harinya sekitar pukul 10 00 WIB tubuh korban ditemukan oleh babinsa Desa Pulau Muning Ipda Hayun dalam keadaan tertelungkup mengapung di air disela-sela kumpai.

"Mayat korban lalu dievakuasi dengan alat berat dan dinaikan kedarat dalam keadaan sudah tidak utuh lagi. Bagian kepala dan tangan kanan korban hilang sementara bagian tubuh korban lainnya utuh," jelas Indra.

Setelah mayat korban diangkat, korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dilakukan persemayaman di desa Sukomoro. "Dengan demikian proses pencaharian korban yang diterkam buaya sudah dihentikan, kami pesan agar papan pengumuman Lokasi berbahaya karena ada buaya diperbanyak lagi," Ujar Indra Hadi.

Menurut Cerita Pawang Buaya Erna, saat diterawang dengan mata batinnya, didalam kanal itu terdapat 4 ekor buaya. Salah satu buaya yang bewarna Hitam itu buyutnya (eyang,red) orang Langkan.

Dikatakan Erna, bahwa salah satu buaya itu jadi penunggu disitu karena zaman dahulu ada buyut orang langkan yang meninggal di tempat tersebut kemudian menjadi buaya jadi-jadian.
 
"Kalau menurut filing saya buyut (buaya,red) masih minta korban dalam minggu-minggu ini, namun kita kembalikan kepada yang kuasa yakni Allah SWT persoalan mati seseorang," Kata Erna.

Kades Sako Makmur Abdul Aziz saat diwawancarai mengatakan, Warga berharap ada keseriusan pemerintah menanggulangi buaya Muara yang ganas di kawasan tersebut. Pasalnya buaya sudah cukup meresahkan warga dan membuat warga takut saat hendak ke sawah.

"Setidaknya sudah lebih dari 15 kali warga mati dimakan buaya, ada yang ditemukan mayatnya, ada juga yang tidak ditemukan sama sekali. Kami berharap ada keseriusan pemerintah, jangan sampai buaya-buaya ini kami bunuh," kesalnya.

Sementara itu, Kades Pulau Muning Ali Usman, yang ikut melakukan evakuasi, mengatakan, akibat hujan deras beberapa waktu lalu mengakibatkan kawasan rawa di tempat TKP banjir. Buaya-buaya dari sungai besar memasuki rawa dan sawah warga di kawasan Dusun Sakatiga, Kawasan Desa Limau dan Pulau Muning Kecamatan sembawa.

"Kita akui belum ada tindak tegas dari pihak terkait atas permasalahan buaya di kawasan tersebut. Apalagi ini bukan kejadian pertama kali, tetapi sudah sering terjadi buaya menerkam warga yang bertani. Kita takut warga marah dan membunuh buaya tersebut," ungkapnya.

Dia berharap pihak BKSDA tegas dalam mengatasi permasalahan ini, misalnya memasang tanda peringatan agar warga tidak memasuki kawasan tersebut yang dihuni banyak buaya rawa ganas.

"Tindak lanjut dari BKSDA belum kelihatan, kita berharap hal ini cepat ditanggulangi karena bisa mengakibatkan banyak korban," harapnya. (Adam).
Attachments area

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.