Belum Bisa Saling Klaim, Hasil QC Pilgub Menang Tipis
PALEMBANG, KabaRakyatsumsel.com – Meski perhitungan suara Pilkada Gubernur Sumsel versi Quick Count (QC) Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA dan SMRC memenangkan pasangan HDMY, namun Lembaga Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menyatakan paslon Dodi-Giri unggul tipis.Dari hasil input data 99 Persen pihak Puskaptis di Hotel Aston, Palembang sekitar pukul 18.45 WIB, QC Dodi Giri Unggul 0,45 persen dengan persentase suara 34,79 persen. Sedangkan Herman Deru-Mawardi Yahya 34,14 persen. Dimana sebelumnya, pada angka 86 persen sekitar pukul 17.05 WIB, pasangan calon HDMY persentase 34,23 persen sedangkan Dodi-Giri dengan perolehan 34,04 persen dengan selisih unggul 0,19 persen.
Pengamat politik Sumsel dari Stisipol Chandradimuka, Palembang, Ade Indra Chaniago Msi pun menilai, dari hasil hitung cepat sementara yang dilakukan sejumlah lembaga survei tersebut sangatlah tipis. Itu artinya, belum ada yang bisa mengambil kesimpulan siapa yang jadi pemenang.
“Dari perhitungan cepat yang ada sangatlah menarik. Dimana angka yang disampaikan ini selisihnya cukup tipis hanya 0,19 persen dan ini belum bisa saling mengklaim siapa calon yang menang di Pilgub Sumsel ini,” ungkap Ade Indra Chaniago saat dihubungi koran ini, Kamis siang(28/6).
Selain itu, dikatakan Ade, dari hasil real count KPU Sumsel perhitungan suara cepat Pilgub Sumsel mencapai 56,70 persen untuk paslon Dodi-Giri perolehan suara 34,73 persen. Lalu, perolehan suara HDMY 33,28 persen. Sedangkan, pasangan Ishak-Yudha mecapai 21,21 persen serta Saifudin Aswari-Irwansyah mencapai 10,77 persen.
“Jadi pasangan Dodi-Giri unggul 1,45 persen dari pasangan HDMY. Jadi kandidat harus bersabar menunggu hasil KPU Sumsel dan belum bisa klaim siapa pemenang Pilkada hari ini,” kata dia seraya mengatakan dengan selisih kurang 2 persen antar kandidat tersebut, hasil Pilkada nanti bisa saja digugat di Mahkamah Konstitusi (MK).
Lebih lanjut disampaikan dia, dirinya melihat ada trend kenaikan elektabilitas HDMY yang mengalahkan Dodi-Giri, pasalnya sebelum pencoblosan trend suara Dodi- Giri unggul diatas HDMY. Dimana, sambung Ade, masa-masa terakhir dimanfaatkan HDMY, yang dimana ada masa mengambang 10 sampai 13 persen dan ini pradigma dan masyarakat condong mendapatkan sesuatu kandidat satu dengan mengalihkan dukungan dari kandidat lain.
“Kita lihat ada gerakan bawah tanah yang dilakukan kandidat dan ini tidak mendidik dan mngkhawatirkan,” terangnya.
Sementara itu, diketahui lembaga Puskaptis merilis hasil hitung cepat Pilgub Sumsel, dengan metodelogi data sekitar 880-1200 pemilih yang tersebar di 17 kabupaten kota se-Sumsel, dengan margin of error 1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari data yang masuk sekitar 89 persen, atau masih tersisa sekitat 10-11 persen data lagi, paslon nomor urut 1 HDMY meraih 34,24 persen suara, atau unggul 0,19 persen dari paslon nomor 4 yakni Dodi-Giri yang meraih 34,04 persen. Disusul paslon nomor 3 Ishak-Yudha sebesar 20,32 persen dan terakhir paslon Aswari- M Irwansyah yang hanya meraih 11, 38 persen.