Pilkada Memanas, Relawan Koko Mulai Bermunculan
PRABUMULIH, KabaRakyatsumsel.com – Pertarungan di Pilkada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Prabumulih rupanya tak terhenti begitu saja. Meksi saat ini masa kampanye telah dipanaskan pasangan calon (paslon) tunggal, Ridho-Fikri, namun nyatanya seruan memilih kotak kosong (Koko) juga sudah mulai marak.Tak tanggung-tanggung, kampanye koko di Bumi Seinggok Sepemunyian ini digaungkan oleh para relawan dan laskar koko mulai dari akun facebook di media sosial (medsos), hingga diketahui akan dilakukan melalui baliho atau poster di sejumlah lokasi pinggir jalan.
Hal ini diungkapkan salah satu Koordinator Kotak Kosong, DB Rambang SH yang menuturkan, jika gejolak ini muncul ke permukaan murni dari masyarakat sendiri tanpa adanya ajakan yang disertai iming-iming atau janji imbalan yang sudah muncul dalam beberapa minggu terakhir.
“Sehingga dengan adanya wadah melalui Kotak Kosong dalam pilkada ini, mereka terus bergeriliya di media sosial guna menyampaikan aspirasi-aspirasi yang selama ini terpendam dan mengingingkan perubahan yang lebih baik untuk kota ini,” ujarnya, kemarin (2/4).
Ia mengatakan jika dirinya sendiri menganggap istilah relawan sebagai sematan yang sangat tepat. Alasannya, para pendukung Koko di Prabumulih ini hanya digerakkan oleh semangat menumbangkan petahana.
“Bila mendengar kata Relawan Koko, hal yang teringat pertama adalah mereka yang tergerak karena nurani dan bekerja secara sukarela,” tuturnya seraya mengatakan pihaknya pun menilai pembangunan yang selama ini telah dilakukan tidak mewakili kehendak seluruh masyarakat kota Prabumulih.
Relawan Koko, sambung Rambang, mulai menggaung di Medsos ini memang bergerak mengajak masyarakat khususnya di kota Prabumulih ini yang kecewa dengan polarisasi politik yang ada. “Pragmatis, begitu yang banyak mengemuka,” tambahnya seraya menjelaskan euforia Kotak kosong di kota Prabumulih saat ini.
Sementara, pendapat serupa juga disampaikan oleh salah satu tokoh pemuda kota Prabumulih, M Siraid. Menurutnya, bahwa masyarakat tidak bisa disalahkan mulai adanya istilah-istilah dengan memunculkan perlawanan terhadap kotak kosong.
“Kemunculan relawan Kotak Kosong, dianggap salah satu bentuk perlawanan terhadap logika kekuasaan. Para relawan kotak kosong ini menjadi oposisi dan bertekad menumbangkan Petahana. Selama itu berlangsung damai, tak jadi masalah karena tetap menjadi bagian dari demokrasi,” terangnya.
Sebab, lanjut dia, hal tersebut dapat bermunculan dikarenakan menjadi salah satu bentuk kekecewaan masyarakat terhadap pembangunan yang kini dapat diindikasikan sebagai bentuk pembangunan yang tidak tetap sasaran dan tanpa perencanaan yang matang saat masa pemerintahan Petahana.
“Sehingga mengakibatkan banyak pembangunan di Prabumulih ini terbengkalai, mangkrak dan mubazir. Seperti pembangunan pasar inpres, stadion, Rusunawa, proyek videotron dan lain sebagainya,” tandasnya.(bmg/*)