Candi Muaro Jambi Destinasi Wisata Religi Internasional
Jambi - KBRS Candi Muaro Jambi memiliki keunikan tersendiri, bangunan candi yang terdiri dari tumpukan batu-batu bata tersebut bukan terkenal dengan kemegahannya, namun candi Budha tersebut sarat dengan nilai sejarah dan budaya. Berabad-abad silam, yang menurut penuturan para ahli sejarah dan budaya, abad ke-7 Masehi, Kawasan Percandian Muaro Jambi telah menjadi pusat pembelajaran (university) umat Budha, bukan hanya umat Budha Jambi, tetapi juga Asia bahkan internasional. Kandungan sejarah budaya itulah yang menjadikan Candi Muaro Jambi masuk dalam kandidat world heritage (warisan budaya dunia) UNESCO – organ Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membidangi budaya.
Kini, di era teknologi canggih, era milenial, nama Candi Muaro Jambi tidak lekang oleh waktu, tidak tergerus dengan kemajuan zaman. Beberapa tahun terakhir, nama Candi Muaro Jambi bahkan semakin mencuat, dengan berbagai promosi yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat madani, termasuk oleh para pegiat sejarah dan budaya untuk mengungkap dan mendokumentasikan nilai sejarah budaya Candi Muaro Jambi. Perlahan tetapi berkelanjutan, candi kebanggaan masyarakat Provinsi Jambi itu pun semakin sering dikunjungi oleh berbagai wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, Candi Muaro Jambi menjadi destinasi wisata religi internasional.
Selasa (23/1), Candi Muaro Jambi kembali menjadi destinasi wisata religi internasional. 18 orang Bhiksu (rimphoce/lama) dan 55 umat Budha terdiri dari Perancis, Kanada, Khatmandu (Nepal), Hongkong dan Malaysia melakukan puja dan ziarah di Kawasan percandian Muaro Jambi. Lantunan doa dipanjatkan di pelataran Candi Gumpung, di kawasan percandian Muaro Jambi, Kabupaten Muaro Jambi. Rombongan yang hadir ini tergabung dalam Thrangu Dharma Society Petaling Jaya Selangor, Malaysia bersama Very Venerable Ninth Khechen Thrangu Rinpoche.
Very Venerable Ninth Khechen Thrangu Rinpoche menyatakan bahwa Candi Muaro Jambi memiliki sejarah yang sangat penting bagi perkembangan umat Budha. "Saya telah mengunjungi Candi Borobudur, dan saya sangat merasa terberkati ketika hadir di tempat ini, tempat ini adalah tempat yang tepat bagi umat Budha untuk berdoa, karena di tempat ini guru besar umat Budha juga melakukan doa dan pengajaran agama Budha, dan ini berlangsung lama," ujar Rinpoche.
Very Venerable Ninth Khechen Thrangu Rinpoche memberikan penghargaan atas upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjadikan candi ini menjadi cagar budaya dunia. "Saya mengajak bukan hanya pemerintah yang menjaga budaya dan candi ini, tetapi bersama-sama, dan menjaga kesucian hati dan kedamaian, karena segala upaya dan tantangan akan dapat dihadapi dengan bekerjasama dan tolong menolong," ungkapnya.
Sementara itu, panita pelaksana Budi menyatakan bahwa para rombongan ini datang untuk kedua kali dan melakukan doa dan berziarah. "Rombongan kali ini cukup besar, terdiri dari lebih kurang 60 orang dan 18 Bhiksu untuk berziarah dan berdoa di sini, karena Candi Muara Jambi yang terkenal di seluruh dunia dan mereka sangat tertarik ingin tahu keberadaan Muaro Jambi yang ada di sini bersama dengan kedatangan guru. Mereka bisa melakukan doa,” jelas Budi.
Budi mengharapkan kunjungan ara biksu dan rombongan dari berbagai negara dapat memberikan berita yang baik bagi Provinsi Jambi serta bisa meningkatkan kunjungan wisata baik wisata budaya maupun religi di kawasan Candi Muaro Jambi. "Saya berharap kedatangan saudara-saudara kita dari negara asing ini akan semakin mensosialisasikan Candi Muaro Jambi.
Budi juga mengatakan bahwa umat Budha Jambi akan kembali menggelar perayaan Waisak di Candi Muaro Jambi dengan lebih meriah. "Tahun 2018 ini, kami akan mengadakan perayaan Waisak lebih besar lagi melibatkan umat Budha di Sumatera, diantaranya dari Bangka Belitung. Jadi kita juga akan mengundang para ulama maupun umat Buddha dari seluruh provinsi yang ada di pulau Sumatera termasuk juga DKI Jakarta, sertq kalau ada dari provinsi lainnyajuga. Kita juga akan mengundang tamu-tamu dari mancanegara termasuk para ulama dan tokoh dari mancanegara untuk dapat datang ke sini memperingati detik-detik peringatan Waisak,” tutur Budi.(humas/pemprovjambi)