Hanya 1,5 Jam Jonan Blusukan di Prabumulih
PRABUMULIH, KBRS-Menteri ESDM Ignatius Jonan melakukan kunjungan mendadak atau blusukan ke Prabumulih. Ia tiba dari Muara Enim menggunakan kereta pukul 09.00 WIB di stasiun Prabumulih, Kamis (6/7). Ia disambut Walikota Prabumulih Ridho Yahya dan melakukan pertemuan di stasiun Prabumulih.
Kemudian bersama rombongan, melihat langsung pemasangan Jargas Kota di Kelurahan Muara Dua dan mendatangi rumah warga yang dipasang gas kota. Dan melihat booster gas didekat Kantor Lurah Prabumulih.
Tak lama ia langsung kembali ke Stasiun Prabumulih dan melanjutkan perjalan pulang ke Palembang untuk naik pesawat ke Jakarta. Bahkan ia tak mau dibincangi awak media.
Ridho Yahya pun menyampaikan permohonan maaf Menteri Ignatius Jonan. "Pak Menteri minta maaf tak mau diwawancarai media, karena nanti beritanya ia blusukan membuat Presiden tersinggung. Karena saat ini musim reshuffle kabinet," jelas Ridho Yahya di Rumdin Wako Prabumulih.
Menurut Ridho, hasil sidak menunjukan hasil baik dan tak ada masalah."Dulu kan ribut-ribut dari masyarakat, kenapa bocor, atau belum ditapping. Ketahuan bocor atau tidaknya kan saat gas ngalir. Ketahuan nggak beres kan saat gas ngalir," papar Ridho.
Saat ini 29.800 pasangan yang sudah dikonversi."Tinggal 2.200 pasangan yang belum dikonversi. Kita targetkan saat kunjungan Presiden RI ke Prabumulih sudah selesai dikonversi," lanjutnya. Tahun depan akan ada penambahan 6.000 sambungan baru dari Kementrian ESDM RI.
Sambil berseloroh Ridho mengatakan ini merupakan hasil lobby-lobby Pemkot Prabumulih.
"Dan ini menjadi percontohan bagi daerah lain, jika ingin melakukan pemasangan gas kota belajar ke Kota Prabumulih. Namun kita juga sampaikan ke Menteri bahwa tak semua Kepala Daerah sama pemikiran. Bisa jadi ada Kepala Daerah berfikir ngapain menghabiskan uang hampir Rp500 Miliar jika tak dapat apa-apa," tegas Ridho.
Menteri Jonan juga mempunyai komitmen agar sambungan 32.000 terpasang. "Kita bersama Menteri ESDM mempunyai kesepahaman bersama agar sambungan gas kota tersambung 32.000. Lebih baik Presiden tak datang, tapi terpasang 32.000," terang Ridho.
Ditanya terkait pengawasan, Ridho mengatakan dirinya selalu melaporkan ke Kementrian ESDM tiap dua minggu update progress pekerjaan ke Sekjen Kementrian ESDM. Dan tak mau dirinya disangka kongkalingkong.
"Jika tak terpasang 3.000 sambungan, uangnya banyak berkisar Rp40 Miliar. Jika terjadi masalah, kita tak disalahkan," ujarnya.
Kedepan, terkait pelayanan pihak Pemkot Prabumulih akan bekerjasama dengan SKK Migas dalam menentukan tarif gas. "Masyarakat nikmati dulu gas kota ini. Kita akan lakukan subsidi silang, bagi yang mempunyai penghasilan tinggi harganya beda dengan warga kurang mampu, gunanya untuk membantu yang kurang mampu," tutupnya.(bmg)