News BreakingNews
Live
wb_sunny

Breaking News

Laporan PBB: Nilai Transaksi Lewat Jejaring Sosial Internat Capai Hampir US$3 triliun di Tiongkok

Laporan PBB: Nilai Transaksi Lewat Jejaring Sosial Internat Capai Hampir US$3 triliun di Tiongkok

Transaksi (payments) melalui aplikasi pengirim pesan dan sarana perdagangan elektronik (e-commerce) dirancang guna meningkatkan PDB Tiongkok hingga $236 miliar pada 2025, membuka peluang baru bagi masyarakat dan usaha kecil

BEIJING dan NEW YORK, 19 April 2017 /PRNewswire/ -- Studi terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan, Alipay dan WeChat Pay memudahkan metode transaksi digital (digital payment) dan nilainya mencapai US$2,9 triliun di Tiongkok pada 2016, naik 20-kali lipat selama empat tahun terakhir. Data menunjukkan, transaksi digital, menggunakan sarana dan jaringan yang sudah ada, memberikan akses ke layanan keuangan digital yang lebih luas, mengembangkan inklusi keuangan dan peluang ekonomi di seluruh Tiongkok dan negara tetangga.

Laporan terbaru dari Better Than Cash Alliance yang Berbasis di PBBSocial Networks, E-Commerce Platforms and the Growth of Digital Payment Ecosystems in China – What It Means for Other Countries, mengandung sejumlah pembelajaran penting untuk membantu negara lain melibatkan lebih banyak orang dalam ekonomi dengan cara beralih dari uang tunai ke transaksi digital. Peralihan ini dapat meningkatkan PDB negara berkembang sebesar 6% pada 2025, menambahkan US$3,7 triliun dan 95 juta pekerjaan, menurut laporan McKinsey Global Institute.

"Jejaring sosial internet dan sarana perdagangan elektronik bertumbuh di setiap ekonomi, besar atau kecil," kata Ruth Goodwin-Groen, Managing Director, Better Than Cash Alliance."Di Tiongkok, transaksi digital berkembang pesat melalui berbagai kanal ini, memberikan akses ekonomi bagi jutaan orang. Hal ini penting sebab ketika orang – khususnya perempuan – memperoleh akses ke layanan keuangan, mereka mampu menabung, mengumpulkan aset, mampu bertahan menghadapi guncangan ekonomi, dan berkesempatan untuk meningkatkan taraf hidup mereka."

Temuan penting dari laporan tersebut :

·   Makin banyak orang yang berpeluang menabung dan berinvestasi. Sarana seperti Yu'e bao milik Alibaba memudahkan masyarakat berpenghasilan rendah untuk menginvestasikan uang mereka di beragam produk keuangan. Produk ini memungkinkan mereka berinvestasi dengan uang yang tersisa ke akun digital, secara bertahap menuju tabungan jangka panjang. Dari 2013 hingga 2016, Yu'e bao telah bertumbuh hingga mampu mengelola dana sebesar US$117 miliar dan kini melayani 152 juta lebih pelanggan.

·   Keuangan digital sangat membantu dalam meningkatkan akses modal bagi pengusaha kecil. Per September 2016, salah satu penyedia jasa keuangan digital, Ant Financial milik Alibaba (yang mengoperasikan Alipay), telah menyalurkan total dana pinjaman senilai RMB 740 miliar (US$107,3 miliar) kepada lebih dari 4,11 juta pelaku usaha kecil dan mikro.

·   Big data yang dikumpulkan dari berbagai sarana ini membantu menyediakan data penilaian kredit (credit-scoring history) dan meningkatkan akses kredit, khususnya bagi populasi masyarakat yang berpenghasilan rendah serta tidak memiliki akses ke produk keuangan. Contohnya, Sesame Credit menawarkan alternatif penilaian kelayakan kredit (creditworthiness) dengan cara memeriksa data kredit, perilaku finansial, kapasitas berkontrak (contractual capacity), identitas dan jejaring sosial pengguna.

Studi ini juga mengungkapkan bahwa baik Alipay maupun WeChat mengembangkan bisnisnya di luar Tiongkok dan menanamkan investasi di perusahaan pembayaran dan fintech besar. Mereka bekerja sama dengan sarana komunikasi besar lainnya, mengingat peluang untuk menggunakan jejaring sosial dan sarana perdagangan elektronik yang sudah ada guna mendorong pembayaran digital dan inklusi keuangan khususnya kuat di negara-negara dengan tingkat penggunaan ponsel canggih yang tinggi dan terdapat kolaborasi antara sektor swasta dan publik.

·   Di Afrika Selatan, 78 persen dari seluruh lalu lintas internet terjadi di kanal seluler – salah satu yang tertinggi di dunia. Meski demikian, terlepas dari tingkat penggunaan yang terus bertumbuh, hanya 15 persen dari warga Afrika Selatan yang tercatat melakukan pembelian melalui ponsel pada bulan terdahulu ketika disurvei pada 2016.

·   Di India, baik Ant Financial maupun Tencent telah hadir di pasar transaksi seluler di India, yang tumbuh dengan pesat berkat aturan baru. Ant Financial, secara khusus, telah menanamkan investasi hingga $900 juta di PayTM, serta saling berbagi staf dan keahlian teknis. Hasilnya: PayTM tumbuh pesat, dari 5 juta pengguna menjadi sekitar 200 juta pengguna hanya dalam beberapa tahun terakhir.

·   Indonesia adalah pasar perdagangan melalui kanal seluler (m-commerce) dengan pertumbuhan tercepat di dunia pada 2016, meningkat 155 persen dari Januari 2016 ke Januari 2017. Beberapa pertumbuhan tersebut mungkin didorong kehadiran Instant Mobile Payments dari BBM pada 2015. Aplikasi pengirim pesan yang populer, BBM, memiliki 55 juta lebih pengguna di Indonesia dan terus berkembang.

·   Di Amerika Selatan, bidang keuangan digital memiliki infrastruktur penting untuk membangun ekosistem transaksi digital yang mirip dengan di Tiongkok. Ada 59 persen dari masyarakat Amerika Selatan yang menggunakan media sosial, dan 52 persen terhubung dengan media sosial lewat ponsel mereka. Meski begitu, pembayaran digital tetap saja terpecah-pecah, dan tidak ada perusahaan pembayaran yang menghubungkan layanan mereka dengan berbagai sarana ini secara signifikan, demikian sebaliknya.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.