Jalan Hancur Ibu dan Bayi Tidur di Kebun Sawit
BANYUASIN, KBRS-Akses jalan menuju dua kecamatan yaitu Muara Padang dan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin lumpuh total. Akibat hujan yang mengguyur dalam beberapa minggu ini. Hingga menyebabkan jalan bonyok dan berlumpur. Alhasil, banyak kendaraan yang terjebak, baik kendaraan pribadi, mobil pengangkut sembako dan lainnya. Hal ini juga berimbas pada masyarakat di kedua kecamatan yang menjadi terisolir.
Perekonomian warga pun ikut melemah karena sebagian besar warga dua kecamatan ini menggunakan akses jalan ini. Namun, tampaknya Pemkab Banyuasin belum ada kemaun untuk membangun jalan yang aksesnya rusak dan berlumpur saat musim hujan. Ini terlihat dari pantauan KabaRakyatsumsel.com BANYUASIN, Sabtu (11/2)
Siti (34) dari Lampung hendak pulang ke Muara Sugihan jalur 13, mengatakan jalan ini tak kunjung dibangun. "Apalagi diperbaiki. Susahnya lagi jika ada warga yang sakit. Ibu melahirkan dan dirujuk ke rumah sakit dengan kondisi jalan seperti ini. Mungkin tak bisa sampai ke kota," ujarnya sembari membawa bayi yang baru berumur 20 hari.
Hal senada dikatakan Acep (35) warga Kecamatan Muara Padang yang mengatakan mobilnya sudah terjebak selama dua hari tiga malam. "Mobil angkutan membawa hasil pertanian dan usaha tambak juga terjebak dijalan yang berlumpur ini. Sehingga kami pun ikut terhambat. Disamping itu, kami juga harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk membayar mobil penarik," tukasnya.
Bahkan Peri (30) warga Muara Sugihan harus rela tidur di perkebunan sawit milik PT Andira untuk mengirit pengeluaran dan menunggu hari panas.
"Meski kendaraan kami berjalan perlahan. Beginilah keadaan jalan utama ini. Saat panas berdebu dan musim hujan hancur dan berlumpur," tuturnya. Ia berharap Pemkab Banyuasin dapat memperbaiki jalan ini. "Hingga kami tak perlu lagi tidur (nginap) di Perkebunan sawit ini dan tak terlambat lagi mengirim hasil komiditi ini ke kota," harapnya. (amran)
Perekonomian warga pun ikut melemah karena sebagian besar warga dua kecamatan ini menggunakan akses jalan ini. Namun, tampaknya Pemkab Banyuasin belum ada kemaun untuk membangun jalan yang aksesnya rusak dan berlumpur saat musim hujan. Ini terlihat dari pantauan KabaRakyatsumsel.com BANYUASIN, Sabtu (11/2)
Siti (34) dari Lampung hendak pulang ke Muara Sugihan jalur 13, mengatakan jalan ini tak kunjung dibangun. "Apalagi diperbaiki. Susahnya lagi jika ada warga yang sakit. Ibu melahirkan dan dirujuk ke rumah sakit dengan kondisi jalan seperti ini. Mungkin tak bisa sampai ke kota," ujarnya sembari membawa bayi yang baru berumur 20 hari.
Hal senada dikatakan Acep (35) warga Kecamatan Muara Padang yang mengatakan mobilnya sudah terjebak selama dua hari tiga malam. "Mobil angkutan membawa hasil pertanian dan usaha tambak juga terjebak dijalan yang berlumpur ini. Sehingga kami pun ikut terhambat. Disamping itu, kami juga harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk membayar mobil penarik," tukasnya.
Bahkan Peri (30) warga Muara Sugihan harus rela tidur di perkebunan sawit milik PT Andira untuk mengirit pengeluaran dan menunggu hari panas.
"Meski kendaraan kami berjalan perlahan. Beginilah keadaan jalan utama ini. Saat panas berdebu dan musim hujan hancur dan berlumpur," tuturnya. Ia berharap Pemkab Banyuasin dapat memperbaiki jalan ini. "Hingga kami tak perlu lagi tidur (nginap) di Perkebunan sawit ini dan tak terlambat lagi mengirim hasil komiditi ini ke kota," harapnya. (amran)