Gas Menyembur dari Flare Stack, Warga Keluhkan Sesak Napas
PALI, KBRS - Bau gas menyengat yang berasal dari flare stack (alat
pembakar) limbah gas milik PT Benakat Barat Petroleum (BBP), di Desa
Benakat Minyak, Kecamatan Talang ubi, Kabupaten PALI membuat masyarakat
sekitar resah. Lantaran, 4 bulan ini limbah gas yang dihasilkan dari
sumur minyak BKB 10 dan sumur minyak BKB 227 diduga dibiarkan dibuang ke
udara tanpa dibakar terlebih dahulu sehingga gas menyembur dari flare
stack.
Warga dusun 3 Benakat Minyak, yang kediamananya tidak jauh dari sumur minyak BKB 10, Elmy(28) mengatakan limbah gas ini kadang dibakar dan terkadang tidak, bau menyengat kerap tercium hidung dan terus berulang. Bau menyengat dipastikan menganggu aktivitas.
warga setempat.
"Sudah hampir 4 bulan ini sekitar rumah kami di kelilingi bau gas yang menyengat sehingga kami takut menyalahkanl api untuk masak. Kami sangat menyayangkan sekali sudah hampir 4 bulan ini terjadi namun sampai saat ini dari pihak perusahaan belum ada melakukan perbaikan atau penutupan," Ujar Elmy. Minggu (12/2).
Senada, Warga dusun 3 Benakat Minyak yang lain, yang tempat tinggalnya berjarak kurang lebih 100 meter dari sumur minyak BKB 227, Situr (27) menuturkan flare stack sering mati (tidak ada pembakaran) apalagi jika hujan deras.
"Sering matinya, apalagi Kalau hujan deras mati, dan selain menimbulkan bau gas, gas ini juga membuat sesak napas," jelasnya.
Ia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa saat ada kejadian seperti ini. Namun ia berharap pihak perusahaan segera ambil tindakan terhadap flare stack. "Bila perlu dimatikan (tutup), dijauhkan dari pemukiman warga," harapnya. (sendi)
Warga dusun 3 Benakat Minyak, yang kediamananya tidak jauh dari sumur minyak BKB 10, Elmy(28) mengatakan limbah gas ini kadang dibakar dan terkadang tidak, bau menyengat kerap tercium hidung dan terus berulang. Bau menyengat dipastikan menganggu aktivitas.
warga setempat.
"Sudah hampir 4 bulan ini sekitar rumah kami di kelilingi bau gas yang menyengat sehingga kami takut menyalahkanl api untuk masak. Kami sangat menyayangkan sekali sudah hampir 4 bulan ini terjadi namun sampai saat ini dari pihak perusahaan belum ada melakukan perbaikan atau penutupan," Ujar Elmy. Minggu (12/2).
Senada, Warga dusun 3 Benakat Minyak yang lain, yang tempat tinggalnya berjarak kurang lebih 100 meter dari sumur minyak BKB 227, Situr (27) menuturkan flare stack sering mati (tidak ada pembakaran) apalagi jika hujan deras.
"Sering matinya, apalagi Kalau hujan deras mati, dan selain menimbulkan bau gas, gas ini juga membuat sesak napas," jelasnya.
Ia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa saat ada kejadian seperti ini. Namun ia berharap pihak perusahaan segera ambil tindakan terhadap flare stack. "Bila perlu dimatikan (tutup), dijauhkan dari pemukiman warga," harapnya. (sendi)