Penyaluran KUR Belum Sentuh Pelaku Usaha Mikro dan Ritel di Banyuasin
BANYUASIN, KBRS -Bank Rakyat Indonesia (BRI) salah satu Bank yang di percaya Pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang di kucurkan setiap tahunnya, belum sepenuhnya menyentuh kepada pelaku usaha mikro dan ritel di wilayah Banyuasin.Terbukti masih banyak yang belum merasakan manfaat dari KUR baik itu calon nasabah individu maupun pelaku usaha, bahkan tak sedikit ada yang menilai jika pengucuran dana dengan bunga kecil tersebut dilakukan secara diam-diam dan hanya diperuntukkan bagi nasabah tertentu.
Seperti diungkapkan Candra pedagang kuliner di Pasar Pangkalan Balai sejak program KUR digulirkan Pemerintah melalui perbankan BRI dan lain-lain belum pernah diberikan kesempatan untuk peminjaman modal usaha, padahal dana itu sangat membantu bagi pertumbuhan usahanya.
"Kami tak tahu bagaimana cara nya mendapat pinjaman modal dari KUR BRI, karena ada dan tidaknya belum dapat dipastikan sebab kabar itu datang dari mulut ke mulut bukan adanya sosialisasi dan pemasaran yang di lakukan pihak Bank terkait," katanya.
Program KUR kadang-kadang dipersepsikan dikucurkan bagi nasabah tertentu, hal ini menimbulkan kecemburuan sosial bagi calon nasabah lain. Untuk itu, dia minta dalam pengucuran KUR harus transparan dan tepat sasaran jangan ada kecurangan yang dilakukan pihak Bank-bank."kita minta pihak Bank yang telah di percaya Pemerintah menyalurkan KUR lebih profesional dan jangan curang," pintanya
Senada dikatakan Alex Iskandar, pedagang manisan di Desa Talang Ipuh Kecamatan Suak Tapeh Banyuasin belum pernah berhasil mendapatkan pinjaman dari BRI Pangkalan Balai, padahal sudah beberapa kali mengajukan pinjaman modal usaha untuk mengembangkan usahanya terpaksa meminjam uang dengan rentenir dan Bank swasta. "Seharusnya KUR dan Bank milik Pemerintah itu memperhatikan usaha kecil yang butuh modal supaya usaha itu dapat berkembang," katanya.
Ketika dikonfirmasi Pimpinan KCP BRI Pangkalan Balai Taufik Hidayat beberapa waktu lalu, mengatakan dalam memasarkan produk KUR pihaknya tidak dituntut untuk melakukan sosialisasi dan dipublikasikan melalui baleho dan brosur. Hanya saja setiap melakukan pemasaran ke pasar dan kawasan ruko milik pelaku usaha selalu disertai dengan sosialisasi KUR.
Ia membantah jika pengucuran KUR ada kecurangan dengan tebang pilih terhadap nasabah yang dilakukan pihaknya. Menurutnya setiap pelaku usaha mikro dan ritel punya kesempatan untuk mendapatkan KUR asalkan memenuhi syarat yang ditentukan. Keterbatasan dana yang membuat tidak seluruh nasabah dapat KUR.
"Untuk tahun ini kami berhasil merealisasikan dana dengan mengucurkan kepada nasabah sebesar Rp 1,5 Milyar, dana itu melebihi yang ditargetkan senilai Rp 800 juta pertahun. Bagi yang berminat silahkan datang kesini pasti akan kita layani dan tidak ada membedakan antara nasabah satu dengan lainnya," katanya.
Untuk KUR tahun 2017, lanjutnya belum dikucurkan oleh Pemerintah Pusat. Ia berharap dana yang ditargetkan lebih besar lagi dari sebelumnya. Untuk sasaran KUR sendiri sebenarnya pelaku usaha mikro dan Ritel yang memiliki prospek bagus bukan pelaku usaha yang sudah pernah kredit macet. "Kita berusaha untuk menekan nasabah kredit macet, namun bagi pelaku usaha yang tidak dapat KUR ataupun tidak memenuhi syaratnya tetap melalui jalur biasa," pungkasnya.(Adam Malik)