Ita Rizky Lestari : Pilihan Sendiri
BANYUASIN, KBRS - MENJADI seorang tenaga pendidik merupakan impian Ita Rizky Sri Lestari. Sejak duduk dibangku sekolah dasar gadis kelahiran Desa Talang Ipuh 11 November 1993 ini sudah membulatkan tekat, ingin menjadi seorang guru.
Dari tingkat SMP hingga SMA cita-citanya tidak berubah dan akhirnya dia melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Palembang dengan mengambil jurusan FKIP Sejarah. Bahkan cita-cita yang dia impikan selama puluhan tahun itu akhirnya terwujud.
Ya, saat ini putri tunggal pasangan Adam Malik dan Ida Royani ini, telah mengabdikan dirinya di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Suak Tapeh Banyuasin . Walaupun masih berstatus tenaga honorer, penyuka boneka ini tetap semngat menyalurkan ilmunya kepada siswanya.
Gadis yang gemar membaca dan mengaji ini berkeyakinan kelak dia akan menjadi seorang guru yang handal dan professional dan mampu membimbing, mendidik siswa agar mampu menjadi siswa teladan, berbakti pada orang tua, guru, agama bangsa dan negara.
“Memang awalnya saya sempat bingung setelah selesai kuliah mau mengajar di SD, SMP atau SMA. Namun Alhamdulillah Allah tidak mengecewakan bagi hambanya yang mau berusaha, akhirnya saya di terima di sekolah ini,” kata dia.
Bagi dia, mengajar merupakan sebuah pilihan yang harus dijalani dengan ikhlas. Sebab guru itu merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. “Kebanggaan seorang guru itu hanya senang ketika melihat anak didiknya berhasil dan sukses,” pungkas dia. (Adam Malik)
Dari tingkat SMP hingga SMA cita-citanya tidak berubah dan akhirnya dia melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Palembang dengan mengambil jurusan FKIP Sejarah. Bahkan cita-cita yang dia impikan selama puluhan tahun itu akhirnya terwujud.
Ya, saat ini putri tunggal pasangan Adam Malik dan Ida Royani ini, telah mengabdikan dirinya di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Suak Tapeh Banyuasin . Walaupun masih berstatus tenaga honorer, penyuka boneka ini tetap semngat menyalurkan ilmunya kepada siswanya.
Gadis yang gemar membaca dan mengaji ini berkeyakinan kelak dia akan menjadi seorang guru yang handal dan professional dan mampu membimbing, mendidik siswa agar mampu menjadi siswa teladan, berbakti pada orang tua, guru, agama bangsa dan negara.
“Memang awalnya saya sempat bingung setelah selesai kuliah mau mengajar di SD, SMP atau SMA. Namun Alhamdulillah Allah tidak mengecewakan bagi hambanya yang mau berusaha, akhirnya saya di terima di sekolah ini,” kata dia.
Bagi dia, mengajar merupakan sebuah pilihan yang harus dijalani dengan ikhlas. Sebab guru itu merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. “Kebanggaan seorang guru itu hanya senang ketika melihat anak didiknya berhasil dan sukses,” pungkas dia. (Adam Malik)