Warga Pulokerto Gandus Siap Jadikan Kebun Pisang Di Akses Jalan Agropolitan
PALEMBANG, KBRS-Sejumlah warga di Kelurahan Pulokerto Kecamatan Gandus yang berada di areal kawasan agropolitan Pulokerto merasa jenuh terkait dari hancurnya jalan masuk menuju kawasan Agropolitan Pulokerto sejak tahun 2013 hingga sekarang tidak kunjung selesai pembuatannya.
Dari kondisi jalan tersebut yang saat ini masih berbentuk timbunan tanah merah di saat musim hujan menjadi penderitaan yang paling mendalam bagi para warga yang berada di areal tersebut,karena segala aktivitas keseharian mereka menjadi terhambat bahkan tidak bisa dilakukan.
Mengulas upaya pemerintah kota Palembang di dalam menangani akas jalan ini melalui DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN PSDA KOTA PALEMBANG sudah di lakukan beberapa tahun yang silam ,yaitu berupa penimbunan tanah galian c sepanjang lebih kurang 1 Km sudah menghabiskan Milyaran APBD,di tahun 2013 Perbaikan Jl. Menuju Kawasan Agropolitan ( Tahap II ) Rp 797.780.000,00 ,Tahun 2014 Rp 2.959.641.000,00 ,tahun 2015 Rp 995.220.000,00,tahun 2016 Rp 993.950.000,00.
"Kami di sini ada 7 RT, yaitu RT 21,22,23, dan di seberang yaitu di kepulauan Pulokerto yaitu RT 24,25,26 dan 27,yang berbatasan langsung dengan kabupaten Muaraenin dan Banyuasin sangat bergantung dengan akses jalan tersebut jika mau ke kota," ujar salah seorang Ketua RT kepada media.
“Perihal kondisi jalan dan penderitaan kami ini sangat terhambat di saat anak anak mau sekolah dan yang ingin pergi kerja, mungkin udah sejuta kali di beritakan tapi nyatanya seperti ini lah kenyataannya nasib kami,yang katanya terkenal dengan kawasan agropolitan kota Palembang tapi nikmatnya tidak ada,” tegas perwakilan warga pulokerto beberapa waktu yang lalu.
Boni Belitong dari LSM BARETA perwakilan Provinsi Sumsel mengatakan melihat kondisi jalan di Kawasan Agropolitan ini sungguh memperihatinkan. "Ribuan KK dikawasan ini sangat tergantung sekali dengan jalan ini, tapi nyatanya Pemkot Palembang terlihat sangat lamban dalam menangani masalah tersebut, hingga pengerjaan jalan dikerjakan monoton belajar dari pengerjaan akses jalan kebun sayur Provinsi Sumsel beberapa waktu lalu," terang Boni. Berdasarkan hasil investigasi pihaknya, Boni mengaku terkejut melihat kondisi jalan ini.
"Sungguh mencengangkan karena kondisi jalan timbunan tanah tak ubahnya kubangan kerbau penuh potongan kayu gelam berserakan dan tertancap ditengah jalan," lanjut Boni.
Melihat parahnya akses jalan dikawasan ini, Pemkot Palembang tidak sadar bahwa akan sulit mengembangkan Kawasan Agropolitan Pulokerto.
Dari kondisi jalan tersebut yang saat ini masih berbentuk timbunan tanah merah di saat musim hujan menjadi penderitaan yang paling mendalam bagi para warga yang berada di areal tersebut,karena segala aktivitas keseharian mereka menjadi terhambat bahkan tidak bisa dilakukan.
Mengulas upaya pemerintah kota Palembang di dalam menangani akas jalan ini melalui DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN PSDA KOTA PALEMBANG sudah di lakukan beberapa tahun yang silam ,yaitu berupa penimbunan tanah galian c sepanjang lebih kurang 1 Km sudah menghabiskan Milyaran APBD,di tahun 2013 Perbaikan Jl. Menuju Kawasan Agropolitan ( Tahap II ) Rp 797.780.000,00 ,Tahun 2014 Rp 2.959.641.000,00 ,tahun 2015 Rp 995.220.000,00,tahun 2016 Rp 993.950.000,00.
"Kami di sini ada 7 RT, yaitu RT 21,22,23, dan di seberang yaitu di kepulauan Pulokerto yaitu RT 24,25,26 dan 27,yang berbatasan langsung dengan kabupaten Muaraenin dan Banyuasin sangat bergantung dengan akses jalan tersebut jika mau ke kota," ujar salah seorang Ketua RT kepada media.
“Perihal kondisi jalan dan penderitaan kami ini sangat terhambat di saat anak anak mau sekolah dan yang ingin pergi kerja, mungkin udah sejuta kali di beritakan tapi nyatanya seperti ini lah kenyataannya nasib kami,yang katanya terkenal dengan kawasan agropolitan kota Palembang tapi nikmatnya tidak ada,” tegas perwakilan warga pulokerto beberapa waktu yang lalu.
Boni Belitong dari LSM BARETA perwakilan Provinsi Sumsel mengatakan melihat kondisi jalan di Kawasan Agropolitan ini sungguh memperihatinkan. "Ribuan KK dikawasan ini sangat tergantung sekali dengan jalan ini, tapi nyatanya Pemkot Palembang terlihat sangat lamban dalam menangani masalah tersebut, hingga pengerjaan jalan dikerjakan monoton belajar dari pengerjaan akses jalan kebun sayur Provinsi Sumsel beberapa waktu lalu," terang Boni. Berdasarkan hasil investigasi pihaknya, Boni mengaku terkejut melihat kondisi jalan ini.
"Sungguh mencengangkan karena kondisi jalan timbunan tanah tak ubahnya kubangan kerbau penuh potongan kayu gelam berserakan dan tertancap ditengah jalan," lanjut Boni.
Melihat parahnya akses jalan dikawasan ini, Pemkot Palembang tidak sadar bahwa akan sulit mengembangkan Kawasan Agropolitan Pulokerto.
"Karena tak ada daya tarik bagi investor untuk mengunjungi lokasi tersebut. Karena itu perlunya keseriusan didalam penangangan akses jalan kawasan ini, karena bagi warga yang tinggal dikawasan ini, merasa dianaktirikan. Karena Palembang yang telah mendapat puluhan kali penghargaan Adipura Kota Terbersih tingkat Nasional,"katanya.
Warga pun sangat tergantung dengan salah satu jalan setapak diareal pabrik karet ABP Pulokerto. Tapi kondisi jalan setapak ini pun sama parahnya. Karena kendaraan roda empat pun melalui jalan ini. Melihat kondisi ini, berdasarkan keterangan warga, mereka akan mengalihkan fungsi jalan ini menjadi kebun pisang.
Warga pun sangat tergantung dengan salah satu jalan setapak diareal pabrik karet ABP Pulokerto. Tapi kondisi jalan setapak ini pun sama parahnya. Karena kendaraan roda empat pun melalui jalan ini. Melihat kondisi ini, berdasarkan keterangan warga, mereka akan mengalihkan fungsi jalan ini menjadi kebun pisang.
"Daripada terbengkalai dan terlantar lebih baik jadi kebun," papar Boni menirukan omongan warga.(red)