Sosok Guru Honor Dibayar Rp300 Ribu Rela Tempuh Sekolah 7 Km
PALI, KBRS-Ketika melihat anak-anak sekolah yang harus menempuh jarak lumayan jauh mendorong Resi Masori Jelita mengabdikan diri di SD Negeri 33 Dusun Sungai Limpah Desa Sungai Ibul Kecamatan Talang Ubi PALIResi Masori Jelita kelahiran Desa Sungai Ibul, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, walau pun hanya tamatan SMA, namun niat dirinya untuk mencerdaskan bangsa tidak pernah surut. Bahkan saat ini Resi sudah dua tahun menjadi pengajar. Terkadang harus berjalan kaki sejauh kurang lebih tujuh kilometer karena akses jalan yang sulit ditempuh kendaraan ketika musim penghujan.
Kemudian Resi mengusulkan bersama Kepala Desa (Kades) setempat dan kerjasama Kepala SDN 33 untuk membuat sekolah di dusun tersebut ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PALI melalui Dinas Pendidikan.
Namun, karena belum ada tanggapan, akhirnya awal 2015, warga setempat secara bergotong-royong membuatkan sekolah yang terbuat dari papan dengan atap daun rumbia.
Resi mulai mengajar dengan murid perdananya berjumlah 18 orang. Dia mengajar di sana berbekal hanya Surat Keputusan (SK) dari Kepala SDN 33 Talang Ubi dan hanya menerima honor sebesar Rp 300 ribu perbulan yang berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Setiap harinya, Resi mengajar sebanyak 33 anak yang sekarang terbagi jadi dua kelas dengan sarana pendidikan yang serba kurang. Namun walau demikian, dirinya tetap semangat menurunkan ilmunya agar anak-anak di sana bisa mendapat pendidikan meskipun dengan tempat seadaanya.
Di Hari Guru Nasional (HGN) yang diperingati setiap 25 November, Resi tidak banyak berharap agar kesejahteraannya sebagai pengajar terjamin. Namun, dirinya dengan tulus memohon kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan kondisi sekolah tempatnya mengajar.
“Status saya mengajar hanya mengantongi SK kepala sekolah. Kami sudah usulkan untuk mendapatkan SK Bupati, tapi sampai sekarang belum keluar. Tapi, itu tidak terlalu saya harapkan, yang penting saya minta kepada pemerintah supaya anak-anak di sini bisa mendapatkan pendidikan dengan sarana yang memadai,” ucapnya saat disambangi di sekolahnya,
Gadis kelahiran 20 tahun silam ini mengaku, saat ini Kades setempat membangunkan sekolah baru yang dananya berasal dari Dana Desa (DD), namun pengerjaannya belum rampung.
“Kami masih memakai bangunan darurat, karena bangunan yang baru belum selesai. Apabila sudah selesai kami minta kepada pemerintah menambah tenaga pengajar dan melengkapi sarananya, seperti kursi, meja serta sarana pendidikan lainnya, supaya anak didik saya bisa tenang dalam menimba ilmu,” pungkasnya. (lendri)