Pemilukada Prabumulih 2018 : Calonkan Diri dari Parpol Atau Perseorangan? (Bagian-1)
PRABUMULIH, KBRS-Genderang perang menjelang pemilukada Prabumulih tahun 2018 mendatang tampaknya mulai ditabuh. Banyak kandidat yang muncul atau dimunculkan, baik dari sosial media atau dari hasil perbincangan warga Prabumulih.Nama-nama beken turut dimasukkan dalam daftar kandidat Walikota Prabumulih, sebuah Kota dengan jumlah penduduk 200 ribuan jiwa dan luas wilayah tak terlalu besar, tapi income cukup melimpah.
Sebut saja mantan Walikota Prabumulih Drs H Rachman Djalili, petahana Ridho Yahya dan Andriansyah Fikri, anggota DPRD Sumsel Rizal Kenedi, Ketua DPRD Prabumulih Ahmad Palo, mantan Wakil Bupati Muara Enim H Hanan Zulkarnain, mantan anggota DPRD Prabumulih TR Hulu, Sekretaris Daerah Kabupaten PALI Robi Kurniawan serta anggota DPRD Prabumulih Adi Susanto.
Toh itu semua baru sekedar wacana publik. Kemauan dan kemampuan mereka tentu harus berbanding lurus. Bayangkan, untuk kota sekelas Prabumulih saja, dalam dua kali Pemilukada langsung puluhan milyar uang digelontorkan untuk memenangkan suara para pemilih yaitu warga Prabumulih. Namun, apa yang terjadi jumlah perolehan suara pemenang pemilukada dalam Pemilukada Prabumulih 2013 tak terlalu signifikan. Ini membuktikan masih banyak suara mengambang yang tak menyalurkan suaranya kedalam bilik suara alias golput. Lalu bagaimana bisa Pemilukada dengan biaya tinggi namun tingkat partisipasi pemilih yang masih minim dan terkesan hamburkan uang semata, bisa dijadikan tolok ukur dalam Pemilukada berikutnya?
Lantas apakah Partai Poltik masih diyakini mampu menjadi vote getter dengan mengerahkan kader dan simpatisan sebagai mesin partai dalam mencari suara. Dari data yang dihimpun dari KPUD Prabumulih, parpol yang memperoleh kursi di DPRD ada 10 Parpol diantaranya Partai Persatuan Pembangunan 3 kursi, Partai Golkar 3 Kursi, Partai Demokrat 3 Kursi, Partai PBB 3 kursi, Partai PDI-Perjuangan 2 Kursi, Partai Hanura 3 kursi, Nasdem 3 Kursi, PAN 2 kursi, PKB 1 kursi dan PKPI 1 kursi. Walaupun tingkat kepercayaan masyarakat mulai menipis terhadap Parpol, tapi bagaimanapun peran dan posisi yang dimainkan oleh Parpol dalam Pemilukada sangat menentukan.
Adanya lobi serta tarik ulur kepentingan akan terjadi saat proses dan tahapan Pemilukada dimulai, apalagi menjelang tahun 2017, suhu politik di Prabumulih akan kembali hangat karena masing-masing pihak akan mengelompokkan diri dalam mencapai tujuan poltiknya.(bmg/bersambung)