News BreakingNews
Live
wb_sunny

Breaking News

Nan-Suko Jilid II Diatas Angin

Nan-Suko Jilid II Diatas Angin

LUBUKLINGGAU, KBRS- Kontestasi Pilkada Kota Lubuklinggau memang masih terbilang cukup lama, namun aroma Pilkada tersebut sudah mulai terasa di akhir-akhir ini, berbagai tokoh mulai memanfaatkan media sosial untuk mendongkrak popularitas.

Diantara para tokoh yang mulai mencuat, melayang isu adanya dorongan dari sejumlah kelompok masyarakat untuk kembali mengajukan incumbent pada periode berikutnya, yakni Nanan-Sulaiman Kohar (Nan-Suko) jilid II.

Dari awal 2016 sebenarnya walikota dan Wakil Walikota Lubuklinggau ini mulai digesek-gesek oleh kelompok tertentu agar keduanya memanas satu sama lain,namun mampu diredam keduanya.

Sehingga muncul pertanyaan, mungkinkah terjadi Nan-Suko Jilid II,dimana selama ini sangat jarang sekali incumbent kembali berpasangan,namun tidak ada hal yang tak mungkin didunia politik.

Seperti dikatakan pengamat politik Kota Lubuklinggau, Eka Rahman berikut ini :

"Pertanyaan yang menggelitik publik -terutama para pendukung pasangan incumbent H. SN. Prana Sohe dan H. Sulaiman Kohar saat ini adalah apa mungkin keduanya akan kembali berpasangan untuk periode ke-2 pada pilkada serentak 2018?,"kata Eka.

Rentu kemungkinannya hanya 2, yaitu berpasangan kembali atau tidak, Suko  bisa maju berpasangan dengan yang lain atau tidak maju kontestasi.

Menurut Eka, rasionalitas argumentatif kemungkinan pertama berpasangan kembali untuk periode ke-2 atau Nansuko jilid 2 sebenarnya sangat terbuka lebar mengingat pertama bahwa sampai saat ini soliditas keduanya diruang publik  tampak relatif bagus, dan saling berbagi peran, sehingga expectasi para pendukungnya melihat pilkada 2018 dengan salah satu kontestan pasangan Nansuko bukan hal yang mengada-ada.

Kemudian yang kedua dari komposisi usia, tipikal personal leadership, karakter serta pengalaman periode lalu, mereka relatif ideal, -dalam arti keduanya saling mengisi kekurangan yang lain.

Ketiga dari segi popularitas, sampai saat ini keduanya ,baik jika berpasangan maupun jika maju sendiri-sendiri  berada pada angka popularitas yang cukup tinggi. Tentu ini akan berpengaruh pada peluang keterpilihan/elektabilitas keduanya untuk berkontestasi dengan posisi sebagai incumbent.

Selanjutnya,jelas Eka, 'alkulasi politis pihak lain untuk menggaet salah satu atau bahkan memecah pasangan ini tentu berdasarkan pada besarnya peluang keterpilihan mereka jika berpasangan kembali.

"Namun tentu kita tidak boleh meniscayakan kemungkinan lain dalam politik pilkada yang sangat liquid. Dimana beberapa kemungkinan untuk keduanya tidak berpasangan lagi,baik maju dengan pasangan lain atau salah satu tidak maju kembali juga sama besar kemungkinannya,"terangnya.

Lebih lanjut,mantan anggota KPU Lubuklinggau ini memaparkan bahwa ada beberapa argumentasi jika keduanya tidak berpasangan lagi pertama bahwa fakta statistik undang-undang  pemerintah daerah yang memiliki 'cacat bawaan' dimana tidak jelas pembagian kewenangan antara kepala daerah/wakil kepala daerah menyebabkan hampir 70% paslon incumbent tidak berpasangan lagi pada periode berikutnya.

"Dengan indikasi kesenjangan kepuasan pada salah satu pihak, terutama wakil kepala daerah,kedua  Hal lain adalah pada kalkulasi personal incumbent  pada Nanan sebagai incumbent dengan popularitas sangat tinggi, tentu memiliki kecenderungan untuk mencari figur yang mampu mengisi kekurangan nya,"sambungnya

Fakta bahwa kedua incumbent bukan refresentasi parpol yang ada di DPRD, bisa saja parpol pendukung nantinya akan meminta konsesi kursi wakil walikota sebagai kompensasi dukungan.

Ketiga, pada sisi wawako incumbent , meski yang nampak di publik relatif solid. Namun masyarakat tak pernah tahu bagaimana pola relasi keduanya.

"Jika wawako menganggap 'relasi' keduanya ideal, maka bisa jadi dia akan menerima 'pinangan untuk periode ke-2. Sebaliknya, jika tidak ideal, kemungkinan untuk maju dengan pasangan lain, baik sebagai wako atau wawako akan cukup besar. Karena modal popularitas dan elektabilitas Suko, baik secara personal maupun figur wawako incumbent cukup signifikan," papar Eka.

Sampai saat ini, peluang keterpilihan  jika maju kembali lebih besar jika kembali berpasangan sebagai Nansuko jilid-2 di banding dengan formasi pasangan lain. Masalahnya, tinggal bagaimana keduanya mampu menegasikan persoalan internal maupun personal untuk memenuhi harapan publik atau paling tidak para pendukung.

Sementara itu, Nan-Suko ketika ditanya soal Pilkada 2018, keduanya sama-sama enggan berkomentar banyak. Baik Nanan maupun Sulaiman Kohar menyatakan hal yang sama yakni ingin fokus menyelesaikan amanah sampai 2018.

" Sekarang kita fokus dulu dengan program kerja pemerintah, soal politik nanti kita bicarakan 2017 atau 2018, sekarang yang terpenting kita berbuat dulu untuk masyarakat dan Kota Lubuklinggau,"kata Nanan ketika ditanya soal Pilkada 2018.

Begitu halnya dengan Suko, mantan Sekda Musi Rawas itu menyatakan bahwa ia ingin fokus menyelesaikan program kerja dan visi dan misi bersama Walikota sampai dengan akhir periode.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD PDI-P Sumatera Selatan, Darmadi Djufri menyatakan pihaknya secara tegas akan mengusung Suyitno (ketua DPC PDI-P Lubuklingau)dengan sejumlah pertimbangan jelas, terutama pengalamannya yang telah beberapa periode menjabat anggota DPRD dan kini bahkan masuk dalam unsur pimpinan.

"Tentu kita akan mengusung kader partai. Jadi, baik itu sebagai calon kepala daerah ataupun wakil kepala daerah, tidak akan jadi masalah. Intinya, yang penting Suyitno harus maju dalam Pilkada nanti," tegasnya saat ditemui, Rabu (12/10).

Menurutnya, pemantapan terkait pengusungan Suyitno dalam Pilkada nanti, cukup berdasar, dikarenakan mengingat saat ini, ada 4 kursi di DPRD Kota Lubuklinggau yang dimiliki oleh Partai PDI-P.

"Pilkada sebelumnya saja, kita yang hanya satu kursi berani maju, apalagi saat ini yang jauh lebih banyak. Kita pastikan dia (Suyitno) mesti maju," kata dia.a (R)‎

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.