News BreakingNews
Live
wb_sunny

Breaking News

Fee Proyek 15% Masih Menghantui di Prabumulih

Fee Proyek 15% Masih Menghantui di Prabumulih

PRABUMULIH, KBRS-Sebelumnya, ini adalah opini.Itu saja.Begini, jika kata-kata Fee Proyek 15% bagi sebagian kalangan di Prabumulih bak momok disiang hari. Bagi sebagian lagi, mereka akan tersenyum lebar dan berbunga-bunga mendengar Fee 15% ini. Ada juga kalangan lain, yang dibodohi dan dininabobokan.

Indonesia ini adalah negara kaya dan negara besar. Sejak reformasi lalu, keterbukaan, kebebasan dan otonomi daerah, dibuka pintu seluas-luasnya. Harapannya adalah agar seluruh tumpah darah Indonesia dapat menikmati kebebasan, kekayaan-yang pada rezim sebelumnya-dimonopoli habis-habisan.

Lantas, setelah berlalu dua puluh tahun lalu, kebebasan dan otonomi daerah diterjemahkan bebas dengan menjadi kroni dan raja-raja kecil yang mengatur negara bernama Provinsi, Kabupaten dan Kota.

Lalu bagaimana Fee Proyek 15% masih menghantui di Kota Prabumulih yang terkenal sebagai kota nanas dan Bruneinya Indonesia. Entah darimana, kebiasaan fee proyek ini bermula. Namun yang jelas, hal ini sudah berlangsung lama dan mau tak mau harus diikuti.

Akibatnya, hampir keseluruhan hasil pekerjaan yang menggunakan uang negara alias uang rakyat, disikat habis-habisan.


Dengan alasan klise, "Setoran". Yang tak mau setor, pasti dipinggirkan. Karena walaupun berat, masih banyak orang yang sanggup antri untuk setor fee proyek 15%, dengan harapan pasti yaitu proyek yang diinginkan dapat jatuh dalam pelukannya. Walhasil, karena besarnya setoran itu, akhirnya kualitas pekerjaan menjadi meragukan. Dan berlomba-lomba mencari untung. "Kan ini uang negara," pikir mereka. Jadi sah dan wajar saja kalau dikorupsi tanpa ampun.

Tiap tahun, APBD yang digelontorkan untuk Kota Prabumulih berkisar Rp 800 Milyar hingga mendekati Rp 1 Trilyun per tahunnya. Dengan jumlah warga kurang lebih 250 ribuan dan jumlah kepadatan penduduk 372,29 jiwa/km2, angka itu cukup besar untuk dapat dimanfaatkan untuk seluas-seluasnya kesejahteraan rakyat. Tapi kan kenyataan berbanding terbalik.

Lalu yang jadi pertanyaan, uang setoran fee proyek 15% dikasih kesiapa? Hantu? Karena kita tak bisa melihat wujudnya, cuma hanya mendengar, setoran harus setor titik. Kalau tak mau setor, yaa harus gigit jari.


Lantas, kok ya Fee Proyek 15% masih menghantui?

Hem...para penggiat anti korupsi pun tampaknya tak menyentuh hantu Fee 15% ini. Kemana mereka?


Terus...ada yang kurang dalam tulisan ini, silahkan pembaca menambahkannya sendiri. Kalau ada yang tersinggung, yaa kenapa harus tersinggung toh?

Kalau nggak ada yang suka, saya nggak memaksa Anda harus suka.

(Penulis Bambang Irawan-Owner KabaRakyatSumsel.com)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.