Luhut Panjaitan Dukungan Caketum Golkar
JAKARTA, KBRS - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan bahwa pemerintah tidak mendukung salah satu bakal calon ketua umum Partai Golkar.
Namun, Pramono mempersilakan apabila ada kader Golkar di pemerintah seperti Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan, jika ingin mendukung salah satu bakal calon.
"Bahwa kemudian ada orang per orang yang memiliki latar belakang sebagai kader Partai Golkar, ya silakan saja kalau mau mendukung," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/5/2016).
"Tetapi bukan kemudian artinya adalah Presiden, artinya adalah Istana, artinya adalah pemerintah," ucapnya.
Pramono tak menampik ada bakal calon ketua umum Golkar yang hendak bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Banyak juga petinggi Golkar lain yang menanyakan soal dukungan pemerintah itu.
Namun, Presiden selalu menyampaikan bahwa Golkar dipersilakan menyelenggarakan munaslub secara demokratis.
Pemerintah sama sekali tak ingin campur tangan dalam penentuan siapa pun yang mau menjadi ketum Partai Golkar.
"Eranya sekarang ini terbuka, era demokrasi, dan pemerintah sangat menghargai kemandirian parpol. Sehingga dengan demikian tak ada pikiran oleh pemerintah untuk mencampuri urusan demokrasi yang ada di partai Golkar," ucap Pramono.
Luhut sebelumnya mengaku memiliki kedekatan dengan bakal calon ketua umum Partai Golkar Setya Novanto. Dia mengaku memiliki hubungan yang baik dengan mantan Ketua DPR RI itu.
Namun Luhut membantah apabila pemerintah disebut memberikan dukungan terhadap Setya Novanto.
"Bahwa Novanto baik sama saya, ya iya. Kalau saya suka ke Novanto kan boleh saja, salah? Kan enggak salah," kata Luhut.
Isu dukungan pemerintah ke bakal calon ketum Golkar ini pertama kali disampaikan politisi Partai Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia.
Dia mengaku mendengar ada isu salah satu calon ketua umum Partai Golkar, Setya Novanto mendapat dukungan dari pemerintah. Jika benar, ia menyayangkan adanya intervensi itu.
"Saya enggak punya persoalan dengan Setya Novanto. Tapi apakah perlu Partai Golkar menjadi kepanjangan tangan seperti itu?" ujar Doli di sela acara peluncuran bukunya di bilangan Senayan, Jakarta, Minggu (8/5/2016).
Doli menambahkan, isu tersebut santer terdengar seminggu terakhir bahwa Munaslub sudah "selesai". Ia tak mengungkap asal isu tersebut.
Namun, Doli mengatakan bahwa gelaran Munaslub di Bali pada 15 Mei mendatang hanya formalitas mengetuk palu kandidat yang sudah direstui "Istana" untuk menjadi ketua umum Partai Golkar.
Kompas TV Jokowi: Gotong-royong dari Seluruh Anggota. (kompas.com)